atau mengejar atau mencari

Thursday 23 December 2010

Seiyanya, kita mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Tetapi kebahagiaan mana? Kita mengetahui kebahagiaan tiap orang berbeda. Ataukah memiliki pekerjaan tetap, ataukah dikenal banyak orang, ataukah senang pada yang dilakukannya, ataukah masuk surga, ataukah mendapatkan keridhoan sang pencipta, ataukah memiliki mobil tertentu, atukah berpengetahuan luas, ataukah akses terhadap sesuatu, ataukah mendalami agama tertentu, ataukah mempunyai kekuasaan, ataukah memiliki kekayaan tertentu, atukah memiliki pendamping hidup idaman, ataukah menguasai ilmu tertentu, ataukah memenangi dari setiap perlombaan, ataukah …………masing-masing dari kita tentulah memiliki tujuan final dalam menjalani kehidupan.
Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah seseorang terlahir dengan tabularasa atau dengan takdir. Apabila kita hidup dalam lingkungan yang meyakini adanya ketetapan yang telah ditetapkan dalam kehidupan, tentulah kita memiliki paradigma yang berbeda apabila kita hidup dalam lingkungan bahwa kita terlahir dalam kondisi kosong bagaikan kertas putih.
Apakah aku berlari mengejar kebahagiaan ataukah aku mencari kebahagiaan?
Mencari, mengindikasikan petanda bahwa kita tidak mengetahui ke-berada-an kebahagiaan. Kita hidup dalam dikotomi dan alegori luas kebudayaan. Kita mencari, apa sesuatu yang bahagia itu untuk kita. Bagaikan mencari jarum dalam jerami, kita teliti, kita identifikasi, kita bolak-balik per batang jerami untuk mengetahui keberadaan sang jarum. Hal ini tentu lebih mudah, mengingat jarum adalah benda fisik yang mampu kita ukur, sedangkan kebahagiaan? Bahkan ketika kita sedang mengobok-obok tumpukan jerami, kita tidak tahu jerami mana yang menutupi jarum.
Mengejar mempostulatkan diketahuinya kebahagiaan. Kita berada di tepi laut dengan kerang putih di tangan, padahal kerang yang lain berserakan luas di depan kita. Seolah kita mengejar hadiah utama dalam suatu perlombaan. Tentunya kita telah mengetahui hadiah utama dalam perlombaan tersebut, sekali lagi kita mengetahui hadiah utama tersebut, terlepas itu fisik maupun psikis.
Kita mendapatkan bahwa mencari dan mengejar bukanlah suatu tahapan dalam mendapatkan kebahagiaan. Mereka berdiri sendiri dengan deretan konsekuensi yang melekat. Entitas ke-ada-an ini memberikan keniscaayaan dalam mendapatkan kebahagiaan. Apabila ada seratus manusia, maka akan ada seratus jalan untuk menuju pada hakikat manusia.
Atau Mengejar kebahagiaan?
Atau Mencari kebahagiaan?
Mungkin yang lebih penting adalah kita telah mengetahui mengenai kebahagiaan. Bukanlah kebahagiaan yang diberi atau kebahagiaan yang dibuat. Melainkan kebahagiaan yang kita raih dalam visi kita.

salam
Dunia adalah komedi bagi orang yang berfikir, dan tragedi bagi orang yang berperasaan ()


Nb:
Selamat ulang tahun
Kini usia kamu bertambah satu tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tentunya kau ingat hukum kedua Newton kan, “setiap aksi akan diikuti reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah”. Seiring bertambahnya usia kita, kita juga mengalami berkurangnya usia kita. Entah tiap tahun kita tambah umur atau berkurang umur. Tetapi setidaknya kita harus optimis bahwa kita hidup dalam kehidupan dinamis yang membawa kita pada visi semesta. Tiap diri kita tentulah membawa misi untuk kembali. Sejarah tidak akan terulang, tetapi sejarah akan terjadi lagi sebagai manifestasi dari masa lalu. Ulang tahun mengingatkan kita akan kelahiran kita, dari siapa kita lahir, kenapa kita dilahirkan dari keluarga kita, dan kenapa kita dibesarkan dalam lingkungan kita.
Kini berapa usia kamu? Wah, tentunya saya tidak diperkenankan menyebut angka disini. Bagaimana kalau sedikit tebakan, kepala satu atau kepala dua, atau diantaranya. Tentunya ulang tahun bukan sekedar angka kan? Mungkin saya adalah sedikit dari temanmu yang menyampaikan selamat ulang tahun. Sedikitnya karena, ucapan itu tidak dikatakan secara langsung. Maaf kalau ucapan ini saya sampaikan lewat tulisan, itupun dengan asumsi kamu mengetahuinya. Apabila kamu tidak mengetahuinya, saya yakin orang yang kamu kenal dan kenal kamu dan sanggup menyampaikannnya, mengetahui tulisan ini. Untuk itu, tolong sampaikan kepadanya. Kini dari temanmu kau mengetahui tulisan ini, sekarang pertanyaan yang muncul adalah apakah kamu ma[mp]u membacanya. Terima kasih kamu telah membaca tulisan ini.
Alih-alih mengenai maaf, tolong, dan terima kasih, dalam suatu kesempatan waktu itu, kamu pernah memberikan tiga ucapan yang berasal dari seseorang, yakni; maaf, tolong, dan terima kasih. Secara luas memang diketahui bahwa sangat berat mengucapkan kata ini pada manusia-manusia di sekitar kita, atau bahkan sangat mudah mengucapkannya dengan nada “sekedar”.
Saya sebenarnya sudah membahas hal ini sekitar tujuh tahun yang lalu, sewaktu masih SMA. Apabila diijinkan saya akan membahasnya kembali (semoga), tetapi saya harus mengingat-ingat dulu, maklum seiring bertambahnya usia terkadang kita sering lupa terhadap suatu hal. Semoga kau juga demikian, atau seiring berjalannya usia kau sering ingat. Entah kau lupa akan sesuatu, entah kau ingat mengenai sesuatu, semoga itu yang terbaik bagimu.

salam
Selamat ulang tanggal, tiga hari setelah ibu mendapat ucapan selamat dari anak-anaknya.

empat

Monday 27 September 2010

Olahraga apa yang paling ringan ?
Olahraga apa yang paling berat ?
Angkat besi merupakan olahraga yang paling ringan karena cuma mengangkat besi dan berlangsung kurang lebih 3 detik.
Catur merupakan olahraga yang paling berat, karena kita mengangkat kuda, gajah, benteng, dan yang lain, selain itu catur berpredikat waktu paling lama dalam dunia olahraga dengan pernah menggunakan waktu selama dua hari dan juga pernah ada lebih dari satu bulan.

Kenapa catur masuk dalam kategori olahraga? Kenapa bukan olahrasio atau olahakal atau olahpikir atau olahotak atau olahjiwa? Tentunya kita juga menggunakan otot dalam bermain catur.

Meskipun kita mengetahui daerah-daerah Yunani, Cina, Arab, India, Persia, Irlandia, Babylonia, Mesopotamia, dan Yahudi sebagai asal mula catur berasal, tetapi sebagian besar sejarawan catur sepakat bahwa catur berasal dari India sekitar abad ke-16 sebelum masehi. Diperkenalkan oleh seorang ahli agama bernama Sisza yang ingin mengabadikan empat divisi kerajaan dalam angkatan perang. Pada masa itu angkatan perang India dibagi dalam pasukan kereta, pasukan gajah, pasukan berkuda, dan pasukan berjalan kaki. Dalam kondisi perang keempat divisi ini membagi tugasnya pada............ sekiranya saya tidak memiliki kompetensi untuk membahas sejarah catur.

Chaturangga, nama catur di India pada masa sebelum masehi. Olahpikir ini kemudian berkembang di Iran dan dikenal dengan nama chatrang. Shah yang berarti raja dalam negara ini, menjadi nama baru dalam perkembangan olahrasio di negara-negara eropa setelahnya. Scach dalam bahasa Jerman, shak (Rusia), seacchi (Italia), syaak (Norwegia), chess (Inggris), schec (Perancis), dan .............. Sekiranya saya juga belum berkompeten dalam membahas linguistik catur.

Catur pernah menjadi hadiah untuk seorang raja. Karena sang raja merasa senang dan bahagia dengan permainan baru ini, maka raja memberikan permintaan dari sang pembawa. Dan raja juga kaget ketika sang pembawa hanya meminta biji gandum, satu biji gandum untuk satu petak pada papan catur, dan kelipatan dua untuk petak selanjutnya, sampai ke 64 petak terpenuhi dengan kelipatan-kelipatan petak sebelumnya. 1+2+4+8+16+32+64+128+.........+n Dan dari perhitungan itu diperoleh lebih dari 18 Eksa biji gandum. Perhitungan itu diperoleh dari rumus 2 pangkat 2016. Dimana 2016 diperoleh dari Sn=n/2(a+n).........sekiranya saya juga belum memiliki kapabilitas dalam membahas matematika catur.

Pada awal tahun 1700-an, catur menempati studi yang unik dalam permainannya. Para pemuka-pemuka catur dunia menempatkan langkah awal dalam catur. Langkah awal ini atau kemudian disebut dengan pembukaan, memiliki karakteristik dan variasi tiap abadnya. Variasi ini dilakukan karena pembukaan menjamin gerakan yang baik pada awal permainan. Pembukaan juga menentukan kecenderungan permainan dalam satu babak pertandingan catur. Pembukaan dengan Gambit Denmark selalu mengorbankan bidak untuk memimpin pertandingan. Berbeda dengan pembukaan Ruy Lopez yang cenderung memiliki titik aman dan persiapan serangan yang cukup signifikan. Sesuai dengan namanya, pembukaan pertahanan sicilia bisa cukup diandalkan pada pemain dengan model bertahan. Pembukaan dengan pembelaan Nimzo Hindia memiliki karakter yang kuat pada sistem kontrol bertahan dan menyerang. Gambit Menteri mempunyai..................sekiranya saya juga belum sanggup dalam membahas pembukaan catur.

Pembukaan merupakan langkah awal untuk menempatkan buah catur ke dalam strategi untuk mengunci (dalam catur tidak ada istilah mengalahkan) lawan. Penukaran merupakan sisi logis dan paling mudah dalam upaya mengunci lawan. Kelebihan material merupakan satu dari alat dasar untuk memenangkan permainan. Siasat akan lebih berguna apabila diimbangi dengan ancaman dua objek secara bersamaan. Pin, Skewer, dan Garpu mendominasi gaya ancaman terhadap lawan. Pembelaan dalam permainan catur memiliki arti pertahanan dan penyerangan. Pada strategi pembelaan biasanya..................sekiranya saya juga belum memenuhi dalam membahas strategi catur.

Permutasi dan kombinasi mendominasi struktur permainan catur, sehingga dalam tataran ini catur dapat dimasukkan ke dalam artificial intelligence. Dalam perhitungan kalkulus pola permainan kemudian mewujud ke dalam engine catur. Kita mengenal The King, Shredder, Rybka, Crafty, Stockfish, Naum, Thinker, dan lebih dari 500 deret mesin catur lainnya, dan meskipun diantaranya terdapat uci dan winboard, tetapi gaya permainan mesin catur ini sangat variatif dan cukup mengejutkan. Dengan rating elo yang diperoleh mesin ini, pikiran manusia dan pikiran buatan..................sekiranya saya juga belum mampu dalam membahas mesin catur.

Banyak yang menjadi raja catur, tetapi tidak ada yang merajai catur. Catur bukan sekadar permainan, catur bukan sekedar olahraga atau olah pikir atau olah rasio, catur bukan sekedar membaca langkah masa depan, dan catur tidak selintas miniatur strategi dalam hidup. Catur bukan berarti mengalahkan lawan, melainkan mengunci lawan. Apabila kita sedang dalam masalah dalam menjalani liku kehidupan, struktur akal kita..................sekiranya saya juga belum mampu dalam membahas filosofi catur.


salam
apabila kau berhasil karena sesuatu, maka kau akan gagal karena sesuatu tersebut

dalam Diri

Tuesday 22 June 2010

Karena keterbatasan akses dan referensi yang ada pada diri, kalaupun ada forma yang hampir mirip dengan apa yang saya tawarkan, anggap saja berarti saya membahasakan ulang dari konsep yang telah ada sebelumnya.

Sekitar tahun 600-an sebelum masehi, seseorang membedakan kepribadian manusia dalam 4 jenis. Kemudian sekitar tahun 1100 masehi, tingkatan iman seseorang dibedakan dalam 4 hirarki vertikal. Dan 894 tahun setelahnya, komunikasi manusia dibangun pada 4 landasan. Di tahun 2010 ini saya mencoba menawarkan struktur berfikir manusia pada 4 pola.

Pola Petualang, Pada tataran ini sangat jelas, orang tersebut sangat dinamis dalam cara berfikirnya. Biasanya menyukai perubahan, banyak pergaulan, senang bepergian, dan ketika kita berkomunikasi dengan orang ini kebiasaan yang awal terbentuk adalah ketidaknyambungan komunikasi, karena ditanya apa, jawabannya kemana.
Pola Seniman, Pada bagian ini, seseorang akan memilih titik ekstrim sifat yang ada. Kalau tidak berada pada ingin diakui masyarakat, berarti dia memilih untuk sangat tidak diakui masyarakat,dan saat dia tidak ingin dikenal buruk oleh yang lain, berate ia memilih untuk baik pada yang lain. Ketika kita berkomunikasi dengan orang ini, kebiasaan awal yang terbentuk adalah jawaban yang panjang dan terkadang berbelit, pertanyaannya apa, jawabannya apa-apa.
Pola Mekanik, Dalam hal ini, orang mekanik biasanya berada di tengah-tengah dalam mengambil keputusannya. Biasanya berfikir sederhana, tidak suka perhitungan yang rumit, apa yang bisa dilakukannya. Dan ketika kita berkomunikasi dengan orang ini kebiasaan awal yang terbentuk adalah jawaban yang pas, pertanyaannya apa, jawabanya ialah.
Pola Mapan, Tahap ini sangat jelas, manusianya biasanya pasrah terhadap pengetahuan yang ada di sekitarnya. Dia tidak bisa dikatakan sederhana, tetapi juga tidak bisa dikatakan rumit, karena pengetahuannya sangat konvensional. Dan ketika kita berkomunikasi dengan orang ini, kebiasaan awal yang terbentuk adalah jawaban yang umum, pertanyaannya apa, jawabannya begitu.

Posisi struktur berfikir ini tentu saja sama dengan jenis kepribadian, iman, dan upaya untuk memperebutkan energi, pada tahun sebelumnya, yakni bukan bukan satu pola yang ada pada diri seseorang, melainkan dominasi struktur tersebut dalam diri seseorang. Pola dominan ini biasanya lebih sering muncul pada diri seseorang dalam proses hidup dan kehidupannya, sedangkan pola yang lain muncul karena dia menggunakan drama dalam kehidupannya.


salam
Jangan takut pada orang yang menguasai bermacam-macam ilmu, tetapi takutlah pada orang yang hanya mendalami satu ilmu saja. ()

untukMu

Thursday 3 June 2010

untuk seseorang yang kemungkinannya kecil membaca tulisan ini
kau disana, dia disini
kau tiada, dia mengada
kau kucinta, dia mencinta
antara kau, antara dia
antara kemungkinan, antara ketidakmungkinan
antara fakta, antara realita

untuk sesuatu yang pasti memahami tulisan ini
kau di dekatku, dia jauh dariku
kau memujaku, dia pujaanku
kau mengerti aku, dia tidak mengerti aku
akankah kau mengerti, akankah dia mengerti
akankah kau mengikatku, akankah dia mengikatku
akankah kau kehidupanku, akankah dia kehidupanku



salam
jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja

Sang Penguasa

Akulah Tuhan. Akulah yang menciptakan semua kehidupan di dunia. Aku juga menciptakan semua kematian, untuk membunuh kehidupan yang aku ciptakan. Akulah Tuhan. Aku menciptakan dunia. Maka kuciptakan pula akhirat, agar makhluk di dunia tidak bisa berunjuk gigi untuk mengunggulkan dirinya bahwa ia lebih baik daripada makhluk mati.

Akulah Tuhan. Aku ciptakan makhluk yang tidak bisa berpindah tempat agar ia tetap menghormati Aku. Akulah Tuhan. Aku tetap berkuasa atas segala isi di dunia. Kini aku bosan dengan makhluk yang tidak bisa apa-apa. Akulah Tuhan. Aku ciptakan makhluk yang mampu untuk tumbuh dan bertahan diri. Kini mereka disebut dengan tumbuhan.

Akulah Tuhan. Aku bosan dengan makhluk yang tidak bisa berpindah tempat. Oleh sebab itu aku ciptakan makhluk yang mampu berpindah tempat. Kini mereka disebut dengan binatang. Aku bekali mereka sama dengna tumbuhan. Tetapi untuk binatang aku tambahi dengan nafsu, agar kehidupan lebih ramai. Akulah Tuhan. Aku tetap berkuasa di dunia ini.

Dasar binatang tidak tahu apa-apa. Kini mereka saling berebut makanan untuk dirinya sendiri. Mereka angkuh. Mereka tidak tahu bahwa akulah yang berkuasa. Aku senang melihat mereka saling bertengkar dan saling berebut kekuasaan. Tetap saja, aku yang berkuasa.

Akulah Tuhan. Aku sudah bosan melihat pembunuhan yang dilakukan oleh binatang-binatang itu. Maka kuberikan akal agar mereka mampu berfikir. Kuberikan akal agar mereka mampu membuat referensi atas dirinya. Dasar binatang yang memiliki akal, mereka lebih pandai dari dugaanku. Mereka kini telah berbeda jauh dengan binatang yang aku ciptakan. Mereka mampu berfikir agar mereka tidak rugi dengan bentuk fisiknya. Mereka mengolah fisik. Oleh sebab itu mereka berbeda dengan binatang awal yang aku ciptakan. Kini mereka disebut dengan manusia.

Akulah Tuhan. Aku bangga dengan manusia. Aku hanya memberikan akal, tetapi mereka mampu membuat seperti halnya yang aku lakukan. Kini dunia lebih ramai. Aku tidak usah ciptakan hal lain, karena mereka mampu meramaikan dunia dengan akalnya. Dasar manusia. Kini mereka sama halnya dnengan binatang yang berebut kekuasaan dan kejayaan. Maka kuciptakan agama agar mereka tidak kacau.

Aku turunkan perintah dan memberikan wawasan seputar neraka yang amat kejam. Aku berikan wawasan bahwa nanti perbuatan seseorang akan dibalas setelah dunia. Aku hancurkan segala kehidupan yang ada. Akan kusiksa orang-orang yang hanya mencari kekuasaan dan kekayaan. Kini bumi agak menjadi tenang. Karena dengan adanya wawasan neraka manusia menjadi takut dan senantiasa menolong sesama.

Dasar manusia. Dengan akalnya mereka mampu berkelit dengan setiap kesalahan yang dia lakukan. Mereka mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan tentang aku. Karena pengetahuan tersebut, mereka tidak takut lagi terhadap aku. Kini, mereka mengacuhkan aku. Mereka menganggap aku kejam dan tak pantas memimpin dunia. Aku agak kesal. Akhirnya aku ciptakan agama baru.

Kini agama baru telah muncul. Dalam agama ini aku berikan wawasan-wawasan kasih saying antar sesama makhluk. Kini manusia mulai melirik aku lagi. Aku dianggap pengasih dan penyayang. Kini aku menjadi penguasa lagi. Segala perbuatan manusia kini dilaporkan padaku. Aku menjadi acuan utama dalam setiap lini kehidupan. Dasar manusia. Segala urusan diserahkan padaku. Mereka kini meminimalisir kerja akal karena segala sesuatunya aku yang memberi. Mereka terima saja kehidupan yang kini mereka jalani. Aku bosan dengan keadaan ini. Maka aku ciptakan agama baru lagi.

Agama baru telah muncul. Kini aku agak pandai. Dalam agama ini kuberikan wawasan mengenai hari pembalasan dan juga kasih saying. Kehidupan manusia menjadi seimbang dengan adanya agama ini. Mereka berusaha di dunia dan juga tunduk kepadaku. Lagi-lagi manusia, mereka kini menjadi bimbang dengan jalan tengah yang aku berikan. Aku agak sedikit bingung.

Akulah Tuhan. Kini aku menjadi bingung dengan kondisi manusia. Kuberikan wawasan siksaan kurang tepat. Kuganti dengan wawasan kasih saying, juga kurang tepat. Kuberi wawasan diantara keduanya, manusia malah menjadi salah dalam memahaminya. Mungkin agama terakhir yang aku ciptakan membuat manusia bingung untuk berada diantara kedua kutub tersebut.

Tetapi aku tidak memiliki wawasan lain untuk kusematkan dalam agama baru. Karena agama-agama yang aku turunkan sudah menjelaskan segala fenomena yang dialami manusia. Oleh sebab itu, aku melihat perkembangan dunia atas pemahaman manusia terhadap agama yang aku ciptakan.

Dasar manusia. Kini pengikut-pengikut tiga agama itu berebut akan diri-ku. Mereka berjuang untuk membela-ku. Mereka mengakui bahwa aku satu. Tetapi mereka saling bertengkar dan membunuh untuk memperjuangkan kebenaran akan diriku. Aku tertawa. Akulah Tuhan.

Akulah Tuhan. Aku telah melihat pertumpahan darah di dunia yang aku ciptakan. Manusia dengan akalnya tidak bisa menghormati aku. Kalau mereka merusak ciptaan-ku itu berarti mereka juga merusak aku. Mereka berpikir dan berjuang atas nama-ku. Padahal dengan berpikir mengenai apa-apa yang aku ciptakan mereka akan memahami pesan-pesan dan tujuan hidup yang sebenarnya ketika mereka ada. Dasar manusia.

Akulah Tuhan. Aku telah menciptakan akal dan akhirnya bersemat dalam diri manusia. Dengan akal mereka mengisi dunia dan membentuk dinia. Mereka membenarkan kesalahan yang mereka lakukan. Dengan akal mereka melupakan ciptaan-ku. Itu berarti mereka juga melupakan aku.

Akulah Tuhan. Aku berkuasa di dunia ini. Aku berhak menentukan apa-apa saja di dunia ini. Meskipun dengan akal, manusia tidak bisa melampaui aku. Aku sedikit muak dengan kehidupan yang mereka ciptakan. Kini aku kirimkan pesan melalui ciptaan-ku yang lain. Aku membuat alam untuk berjalan tidak dalam koridornya. Ombak aku buat sampai di daratan, getaran aku buat sebagai alat penghancur, ciptaan-ciptaan manusia aku hancurkan. Akulah Tuhan yang berkuasa.

Akulah Tuhan. Manusia lupa kalu akulah yang berkuasa. Kubiarkan manusia beradu fisik dan mental dengan yang lain. Aku telah siapkan akhirat untuk mereka. Mereka tidak tahu, kapan kiamat akan kuberikan. Akulah Tuhan. Aku tahu kapan kiamat akan datang. Akulah Tuhan. Kiamat akan terjadi sebentar lagi. Akulah Tuhan. Aku akan mematikan semua kehidupan di alam semesta. Akulah Tuhan. Kiamat akan segera terjadi.


salam
yang mengenal dirinya, yang mengenal Tuhannya

masa sebelum ada waktu, jaman sebelum ada sejarah

Sunday 2 May 2010

Pikiran : Kita hidup dan menjalankan aktivitas keseharian untuk apa sih?

Perasaan : Kenapa kamu pikirkan, jalankan saja tradisi yang telah ditinggalkan generasi sebelum kamu.

Pikiran : Coba pikir. Dari umur 5 tahun sampai 22 tahun kita duduk di bangku pendidikan formal. Setelah itu kita bekerja dengan rutinitas keseharian yang sama sambil membina rumah tangga, kita memliki anak yang taat kepada kita. Kita hidup bersosial dengan yang lain, membina keharmonisan masyarakat, dan aktif dalam menciptakan pembangunan masyarakat. Sampai usia 40 tahun kita "paksa" anak kita dengan tradisi sama yang pernah kita lakukan. Usia 60 tahun kita melihat anak kita bekerja dan berkeluarga, kita menimang cucu, cicit, piut, hingga akhir hayat kita.

Perasaan : Memang, sebagian besar manusia hidup seperti itu.

Pikiran : Kalau kita hidup secara tidak biasa?

Perasaan : Maksud kamu?

Pikiran : Begini, manusia beraktivitas di permukaan bumi ini setidaknya karena tiga hal, yakni filsafat (pandangan hidup), ilmu pengetahuan (instrumen hidup), dan agama (keyakinan hidup). Entah manusia itu ma[mp]u berkegiatan apa, tapi yang pasti, tingkah laku manusia diderivasikan dari ketiga hal tersebut. Hidup bermasyarakat, berkeluarga, beribadah, bekerja, makan, pendidikan, belanja, olahraga, memberi sesuatu kepada orang lain, kuliah, nonton film, nongkrong, nge-net, melakukan perjalanan, liburan, wah kalau saya ungkap semua, tidak cukup usia saya untuk mengatakan seluruh aktifitas manusia.

Perasaan : Benar. Apabila ada seratus manusia maka ada seratus jalan kehidupan. Dan juga sebagian besar manusia mengklaim mereka berbuat di atas agama (keyakinan hidup). Kalaupun mereka menyangkal hal tersebut, setidaknya agama telah menyumbangkan pondasi pengetahuan yang bertujuan.

Pikiran : Ya, saya juga sependapat. Tapi mungkin itu terfragmentasi pada masyarakat Asia (di sekitar ekuator), karena tidak begitu kenyataannya dengan masyarakat Eropa (benua dengan 4 musim). Tetapi terlepas dari perdebatan tersebut, sebenarnya dari mana sih asal mula kehidupan itu menurut kamu?

Perasaan : Wah, saya juga tidak tahu. Bukankah agama dan sains telah menjawab pertanyaan tersebut, apa itu hidup, darimana asalnya, apa itu mati, ada apa setelah kehidupan, bagaimana kita menjalani kehidupan, apakah bencana besar-besaran, dan saya rasa para pemuka sains dan agama telah menjabarkan dengan rinci.

Pikiran : Ya, mereka telah menjabarkan dengan rinci, dan juga mereka telah menciptakan chaos dalam pengetahuan masyarakat. Agama bilang apa sains bilang apa. Yang seharusnya ranah agama, sains mencoba menjabarkannya. Ranah sains yang bisa, agama memaksa masuk juga kedalamnya.

Perasaan : Tepat, terutama masalah penciptaan dan akhir dari penciptaan. Keperbedaan pengetahuan penciptaan dan keperbedaan kita dalam memahami ada apa setelah kita mati, akan menyebabkan keperpedaan bagaimana kita memaknai hidup, dan pada titik ekstrim bagaimana kita menjalani kehidupan, bagaimana kita bersikap, dan bagaimana kita makan.

Pikiran : Makan? Maksundya?

Perasaan : Memang ketika akan makan kamu tidak berdoa? Memang kamu memakan semua makanan? Memang kamu makan tidak terjadwal? Memang kamu makan sambil berlari?

Pikiran : O...Tetapi permasalahannya banyak hal dalam agama yang tidak masuk akal.

Perasaan : Tidak masuk akal berdasarkan logika ilmiah mungkin iya, tapi berdasarkan logika agama?

Pikiran : Lalu bagaimana mengenai konsep adanya dunia setelah penghancuran besar-besaran? Bukankah disana termaktub bahwa suatu dunia yang diciptakan tetapi tidak memiliki akhir. Apabila tidak memiliki akhir bagaimana dia disebut memiliki awal? Apakah mungkin sesuatu yang berawal tidak berakhir?

Perasaan : Pertanyaannya bukanlah, sesuatu yang berawal dan tidak berakhir, melainkan bagaimana kamu memahami waktu? Mungkin atau tidak, melalui darat, Jakarta dan Surabaya ditempuh dalam 5 jam? Mungkin atau tidak, dalam jam, menit, dan detik yang sama dan di wilayah Indonesia bagian yang sama, seseorang berada dalam 6 bangunan yang berbeda? Mungkin atau tidak, seseorang tidak makan dan tidak minum selama 40 hari, menjalankan aktivitas pada umumnya dan masih hidup?

Pikiran : Apakah hal tersebut ada?

Perasaan : Tentu saja, itu bukanlah suatu ranah diskursus. Tetapi tidak sedikit informasi yang ada mengenai hal tersebut.

Pikiran : Wah, berarti pengetahuan manusia itu sebatas ia mengetahui. Padahal dengan pikiran kita kan mampu menganalisa akan fenomena yang tidak lazim. Memang benar bahwa keberadaan manusia terpisah secara ruang dan waktu, tapi disitu ada distribusi informasi dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu waktu ke waktu yang lain.

Perasaan : Tidak juga, daya ingat kita memiliki keterbatasan. Kita lebih banyak melupakan suatu hal. Karena sebenarnya, kita telah hidup pada masa sebelum ada waktu, di jaman sebelum ada sejarah.



salam
Kita mendapatkan, bahwa semakin banyak tahu, semakin kita menyadari, bahwa kita tidak tahu

tatkala ketiadaan kema[mp]uan

Friday 23 April 2010

Hati-hati !!!
Mungkin kita sering mendengar kalimat (frase) tersebut. Dua kata yang sering diucapkan oleh orang tua, saudara, saudara orang tua, orang tua dari orang tua, sahabat, orang lain, dan orang-orang yang mengucapkan hal tersebut pada kita. Dua kata yang senantiasa menemani kita dalam menjalani segala aktivitas keseharian, dua kata yang selalu dikatakan saat-saat terakhir dalam sebuah perjumpaan, dan dua kata yang tidak asing dari seseorang ke manusia yang lain.

Hati-hati !!!
Kita sering mendengarnya, tetapi apakah kita sering memahaminya?
Hati-hati, tentu bukan sekedar berhati-hati ketika di jalan raya, tentu bukan sekedar berhati-hati dalam sebuah pergaulan, dan tentu saja bukan sekedar berhati-hati ketika bertemu dengan orang asing. Kita selayaknya sudah akrab dalam makna ini. Kata yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, kata yang memiliki makna lebih dalam dari katanya. Sebagian dari makna itu adalah hati-hati dalam berfikir, hati-hati dalam berkata, hati-hati dalam bertindak, dan hati-hati dalam berdoa.

Hati-hati !!!
Ketika kita melaksanakan ujian di kelas (sekolah), orang tua kita selalu berpesan "hati-hati dalam mengerjakan soal". Kenapa mereka tidak berkata "pikir-pikir dalam mengerjakan soal" ?
Ketika kita akan pergi dari tempat dan waktu orang tua kita, mereka juga berpesan "hati-hati dalam perjalanan", mengapa mereka tidak berpesan "pikir-pikir dalam perjalanan" ?

Hati-hati atau Pikir-pikir ?
Apabila kita kerucutkan arti hati dalam perasaan, dan arti pikir dalam logika, maka kita akan menemukan posisi makna akan kehadiran kata tersebut. Manusia merupakan makhluk spiritual yang bermateri, memiliki kemampuan dalam mengimpresi sesuatu di luar dirinya. Sesuatu yang tercerap indera, sesuatu yang masuk dalam logika, dan sesuatu yang diyakini dalam hati. Tentu kita mengenal pikiran kita dengan sangat baik, karena kita telah melatihnya sejak kita berusia 6 tahun. Kita mampu menilai benar-salah, indah-jelek, dan baik-buruk sesuai dengan pengetahuan pikiran kita, logika kita. Di lain sisi, lebih banyak petuah, wejangan, nasehat, kata-kata bijak, yang memposisikan perasaan lebih tinggi nilainya daripada pikiran. Tradisi yang tertinggal dan sedang dan masih berjalan membuktikan hal tersebut.

Pikir-pikir !!!
Kemudian mana yang lebih utama? mana yang lebih pertama? "hati-hati" atau "pikir-pikir" ? Bagaimana seandainya pesan kedua orang tua kita adalah pikir-pikir di jalan! pikir-pikir dalam bertindak! pikir-pikir dalam bergaul! pikir-pikir ketika bertemu orang asing! dan pikir-pikir dalam berdoa! Aneh, tapi kita tidak tahu konsekuensinya seumpama kalimat tersebut yang diucapkan kepada kita.

Pikir-pikir !!!
Tentu saja untuk melakukan "hati-hati" kita perlu "pikir-pikir" dan apakah juga berlaku untuk sebaliknya, untuk melakukan "pikir-pikir" kita perlu "hati-hati" ?


salam
bukanlah merasa bisa, melainkan bisalah merasa

Gosokan id terhadap Gesekan ego

Wednesday 31 March 2010

Bukanlah gantung cita-citamu setinggi langit, melainkan tanam cita-citamu kedalam tanah.
Langit, dalam astronomi memiliki arti suatu lapisan pemisah antara keberadaan gas dengan ketiadaan gas. Keadaan langit sendiri merupakan gas dan juga non gas. Karena langit merupakan gradasi wilayah keduanya. Langit bisa menjadi keberadaan benda-benda angkasa (pengertian konvensional) dan juga menjadi keberadaan bumi (pengertian konservatif). Tak terlepas dari makna keduanya, sebagian besar manusia menggantungkan cita-citanya pada langit, setinggi langit. Apabila langit memiliki pengait, dimana pengait untuk menggantungkan cita-cita? Apabila penggantung letaknya di atas, Atas kita (manusia yang ada di Indonesia) berbeda dengan atas mereka (manusia yang ada di Australia, Asia, Eropa, Amerika, Afrika). Apabila cita-cita dimaknai perjalanan hidup manusia, dan apabila cita-cita di langit, maka sebagaimana manusia dengan langit, manusia akan jauh dalam perjalananNya. Andaikata cita-cita ditanam dalam tanah, maka manusia dengan mudah akan mencari tempat untuk menanamnya, memupuknya, mengairinya, dan tentu saja manusia akan senantiasa bersamaNya.

Takdir tak dapat diubah, tetapi nasib dapat diubah. Apakah demikian maknanya? Manusia dikutuk untuk bebas. Kita bebas untuk melakukan apapun, kita bebas untuk berfikir apapun, dan kita bebas untuk berharap apapun. Kebebasan ini terletak pada takbebasan lingkungan. Bukan karena konsekuensi yang mengekang kebebasan atau kebebasan yang bertanggung jawab, melainkan perlibatan kebebasan dalam diri manusia. Hasil dari perbuatan? tentu saja beriringan dengan perbuatan, lalu apakah bisa diubah? Kemudian, 'apa yang terjadi' juga tidak bisa diubah? keputusan, kebijakan, kebijaksanaan, kita ada untuk memilih.

Pilihan bukanlah suatu hal yang sederhana, pilihan bukanlah sesuatu hal yang rumit, dan pilihan bukanlah suatu hal yang harus. Kita memilih bukan karena resiko yang lebih sedikit dan kecil, kita memilih bukan karena keuntungan yang besar dan kebaikan laten, dan kita memilih bukan karena tidak ada pilihan. Menentukan dan penentuan perjalanan hidup dan mati kita terlibatkan dalam situasi dan kondisi yang ada dan berada.

Apabila kehidupan kita sebuah garis, dan ada titik di depan sebagai cita-cita yang harus digapai dan dicapai, maka tentunya kita bukan personal yang berdiri sendirian. Kita sesosok makhluk yang hidup berdampingan dan bersinggungan dengan yang lain. Kebijakan dan kebijaksanaan kita merupakan gesekan dan gosokan dengan sesuatu di luar diri kita secara individu. Dengan senantiasa menggosok keputusan dalam asahan pilihan perjalanan hidup dan kehidupan, maka keterlibatan aksi yang diikuti reaksi yang sama besar dan berlawanan arah akan menjadi utuh. Garis bukanlah hubungan dari dua titik, titik bukanlah partikel yang berlawanan dengan gelombang, dan gelombang bukanlah ketakberaturan dalam sebuah garis.

salam
mimpi bukanlah impian apabila ia menjadi sebuah kenyataan

berita, Awal cerita Akhir derita

Tuesday 23 March 2010

Kita sepakat bahwa rekreasi memiliki arti penyegaran kembali atau hiburan. Tetapi apakah salah apabila rekreasi kita artikan menciptakan kembali atau membuat ulang?

Kita juga sepakat reproduksi memiliki arti pengembangbiakan atau perbanyakan jasad hidup. Tetapi apakah salah apabila reproduksi kita artikan menghasilkan kembali atau membuat kembali?

Bahasa Indonesia merupakan ubahan dan gubahan bahasa dari berbagai kondisi geografis di muka bumi. Bahasa Indonesia merupakan saduran dan paduan dari berbagai jenis ujaran dari banyak jenis manusia yang menghidupi bumi. Dan bahasa Indonesia adalah bahasa tumpah darah (perjuangan), bahasa kebangsaan (kesatuan), dan bahasa persatuan (komunikasi). Bahasa Indonesia tidak hanya sekedar sekumpulan bahasa atau kumpulan ujaran atau bahasa pemersatu, melainkan memiliki semangat representasi dan interpretasi dari suatu gejala. Rekreasi? Kita bisa memaknainya membuat ulang, ?

Waktu, seiyanya menjadi satu makna dalam mengiringi perjalanan manusia dalam aktivitasnya. Atau jam 12 malam atau jam 00.00 atau jam 24.00 atau jam 12 dini hari, apakah kita memiliki satu bahasa dalam paradigma waktu? Setidaknya semua aktivitas dan kegiatan manusia dilakukan berdasarkan latar yang sama, yakni waktu. Atau jan 12 malam atau jam 00.00 atau jam 24.00 atau jam 12 dini hari seharusnya demikian juga dalam belahan bumi lain, tidak tergantung pada derajat bujur yang memisahkan sistem administrasi yang berjalan. Reproduksi? Kita bisa memaknainya membuat kembali, ?

Kita sepakat, bahasa tidak hanya sekedar lisan, bahasa tidak sekedar ujaran, bahasa tidak sekedar simbol, dan bahasa tidak sekedar tulisan. Bahkan kita juga mengamini bahwa daun yang rontok dari dahan juga termasuk bahasa. Orang tua yang sedang memarahi anaknya adalah bahasa, cara kita bertingkah laku termasuk bahasa, dan diam merupakan bahasa.

Rekreasi, atau membuat ulang niscaya kita lakukan dalam proses kehidupan yang lebih baik. Norma, sistem, hukum, teknologi, dan berbagai bidang kehidupan lain telah berevolusi dan [ber]revolusi untuk menjadi lebih baik. Kita harus senantiasa menyambung tongkat estafet dari generasi pendahulu yang telah menorehkan searah dalam membuat sistem yang baik. Akankah tongkat itu kita buang dan kita jerembabkan pada sikap kita yang tidak mau untuk membuat ulang?

Reproduksi, atau membuat kembali selalu berkaitan dengan arus perbudayaan yang sedang berjalan. Entah peradaban atau masih kebudayaan, peran reproduksi selalu kontingen dengan aksiologi. Tapi seiyanya kontingensi itu selalu mengarah dan menuju pada tataran yang lebih indah (bukan lebih baik apalagi lebih benar).

Kita hanya perlu melihat penanda dari sebuah petanda, hingga akhirnya tanda akan menampilkan dirinya sendiri. Tanda tidak akan berani keluar apabila kita masih memilahkan dengan tegas keberadaan penanda dan petanda. Rekreasi dan reproduksi merupakan relasi dari akar yang merepresentasikan pohon kemanusiaan yang utuh.


salam
kita harus senantiasa prokreasi dan rekreasi, karena perjalanan manusia adalah produksi dan reproduksi

ziarah ke sejarah

Tuesday 9 March 2010

Kita mendapati, 2660-an tahun yang lalu, logos menempati posisinya dalam menggantikan mitos. Pemilihan dan pemilahan terhadap hal ini dilakukan hingga kekinian. Dimulai dengan sebuah pertanyaan, (dan diakhirikah dengan sebuah pertanyaan juga?) sang bayi belajar merangkak. Dalam perangkakannya dia diklasifikasikan dengan sangat jenius terhadap bidang-bidang permasalahan yang berkaitan dalam arus besar pemikiran manusia. Dan disertai dengan peran manusia dalam hidup dan kehidupan, sang bayi belajar berjalan. Sekitar 610 tahun yang lalu, sang bayi belajar berlari dengan menggenggam sebuah alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Ketika masih merangkak sang bayi tidak bisa jauh-jauh dari ibunya. Sang bayi selalu bertanya pada ibunya, siapa dia? apa perannya? mengapa dia ada? bagaimana yang seharusnya? kapan dia lahir? dan dimana lingkungannya? Tentu saja, karena ia masih dekat dengan ibunya, dia mendapatkan jawaban yang penuh dengan kebijaksanaan. Situasi dan kondisi yang ia alami masih sejauh ia merangkak.

Sang bayi-pun berjalan, dan dia mulai berteman dengan berbagai kebaikan dan keburukan dalam pertemanannya. Kini ia agak jauh dengan sang ibu. Awalnya di luar rumah, kemudian berjalan sampai di luar keluarga, dan berjalan lagi entah kemana. Sang bayi menemukan kepastian dalam hal-hal yang dikaji manusia, tetapi ia juga menemukan kesosialan dalam bidang manusia, ditambah lagi dengan kebudayaan dalam peran manusia. Dalam ke-berjalan-annya (bukan perjalanannya) sang bayi berkembang dengan rasionalitas dan fungsionalitas. Tetapi sang ibu mampu mengejarnya, dan memberikan sang bayi minum dikala dia haus.

Sang bayi sudah bisa berlari dengan kencangnya, sang ibu tidak mungkin untuk mengejarnya. Ibunya hanya bisa melihat, anaknya berlari dengan alat-alat kebutuhan manusia. Kini sang ibu tidak mampu memberi minum anaknya. Dengan alat-alat ditangannya sang bayi merasa mampu menguasai segalanya. Dalam keber-lari-annya (bukan pelariannya) dia banyak meninggalkan jejak - dan jejak yang ditinggalkannya saat ia berjalan - berlari pada arah yang berbeda dan dengan tujuan yang berbeda. Sang bayi kini tidak utuh lagi, dirinya terbagi dalam visi kehidupannya.

Dia haus, dia telah meminum samudera ilmu pengetahuan. Dia mampu menciptakan apapun yang dia butuhkan, tetapi dia tidak mampu membutuhkan apa yang dia ciptakan. Dia mampu menjalani kehidupan, tetapi dia tidak mampu menghidupi perjalanannya.


salam
Orang yang tidak mengejar apa-apa akan mendapatkan segalanya, dan ketika ia membuang ego, alam semesta itulah yang akan menjadi ego-nya ()

Probabilitas ke[men]jadian

Wednesday 3 March 2010

Apabila, suara yang mampu didengar manusia memiliki frekuensi 20 Hz – 20 KHz, gelombang radio memiliki frekuensi 200 MHz – 10 GHz, cahaya tampak memiliki frekuensi 100 THz – 780 THz, dan sinar X memiliki frekuensi 10 PHz – 10 EHz, maka benda yang mampu disentuh manusia seharusnya tidak bergetar. Tetapi apabila manusia mampu bergerak 100 THz, dapat dipastikan ia mampu menangkap petir. Benarkah?

S[u]atu waktu tentunya kita pernah merasakan (memahami dengan perasaan), saat kita memiliki keinginan, seketika itu juga keinginan tersebut hadir dengan proses yang mengesankan. Saat kita mempunyai acara, acara tersebut sukses dengan ketidaktahuan rasional. Saat kita teringat teman lama (jauh), kurang dari 24 jam kita bertemu dengannya. Kita menyebutnya, kebetulan.

Tetapi kita juga pernah mengalami, ketika dalam suatu diskusi, tiba-tiba kita lupa terhadap hal yang kita bicarakan. Ketika kita mengadakan outbond, secara tiba-tiba hujan dan angin datang dengan kencangnya. Ketika kita bepergian, roda kehilangan tekanan udaranya. Dan ketika kita sangat membutuhkan alat elektronik untuk suatu hal, tiba-tiba terjadi ketidakwajaran dalam peralatan elektronik tersebut. Akankah kita masih menyebut, kebetulan?

Kebetulan, kita sering mengungkapkan kata ini sendirian, bahkan terkadang ditemani senyuman. Acapkali kita menganggap koinsidensi dengan menggeli[sah]kan, tertopang apakah mengafirmasi atau menegasi dengan harapan kita. Tetapi juga harus kita sadari, fenomena tersebut tidak terjadi an sich pada diri kita, melainkan terkoneksi dengan yang lain. Posisi ini menjadikan kita mengamini terhadap mysterious coincidences.

Alih-alih konektivitas yang luas, fenomena ini menunjukkan adanya suatu blue print akan sesuatu. Suatu misi terhadap visi yang universal. Tentu saja, hal ini diakibatkan karena kita bukanlah makhluk tunggal yang menghiasi hidup dan kehidupan.
Apakah kebetulan merupakan lema yang berlawanan dengan perencanaan?


salam
Hal itu bukanlah sesuatu yang dapat dikatakan kepadanya, ia harus mencari untuk dirinya sendiri

Peranan dari sebuah Pesanan

Sunday 28 February 2010

Sesekali kita berperilaku bijaksana saat dihadapan orang banyak,
sejenak kita bertingkah dewasa saat berjumpa kawan baru,
sesaat kita bersikap baik saat bersama orang lain, dan
seringkali kita berwatak benar saat di depan khalayak.
Diantara kita banyak yang tidak menjadi diri sendiri, diantara kita sedikit yang berperan tanpa pesanan.

Sebagian dari kita masih berusaha berperilaku untuk orang lain, kapan kita menjadikan perilaku kita dalam orang lain?
Sedikit dari kita memiliki kelebihan untuk berwujud pada kelompok, kapan kita berwujud pada diri?
Banyak dari kita hidup pada lingkungan dunianya, kapan kita hidup untuk lingkungan dunia kita?

Dunia bukanlah panggung sandiwara yang kita bisa menjadi sesiapa saja. Dunia adalah ruang-waktu yang menjadikan kita ada, tunggal, dan memiliki fungsi personal. Kita berperilaku bukanlah 'dipesan' oleh yang lain, tetapi karena perilaku kita menyertakan diri kita.

salam
Kau bukanlah bintang kejora, kau adalah bintang kecil.
Karena kau bukan penerang, kau adalah perhiasan.

purna

Friday 19 February 2010

Setiap manusia terlahir dengan kesempurnaan, karena manusia adalah makhluk sempurna.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sempurna memiliki arti utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela); selesai dengan sebaik-baiknya; dan teratur dengan sangat baiknya.

Kemudian apakah sempurna itu apabila:
Seseorang menguasai semua mata pelajaran sewaktu ia bersekolah?
Berat badan yang dimiliki sama dengan tinggi badan dikurangi 110?
Kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat?

Manusia diadakan lengkap dengan segala perangkatnya. Ketidaktahuan seseorang merupakan bentuk kesempurnaan dalam dirinya, dan keterbatasan manusia merupakan hal yang menunjukkan bahwa manusia itu sempurna. Apabila manusia tak terbatas, maka kita menyebutnya dengan ubermensch, bukan manusia.

Kasualistis menjadikan manusia terpesona dan bertanda tanya. Keterlibatan alam dalam membentuk manusia menjadikan perbedaan yang sangat dalam diri manusia. Tentunya manusia merupakan makhluk unik, karena perbedaannya sekaligus kesempurnaannya. Perbedaan karena aktus yang terwujud dan sempurna karena potensi peranannya.


salam
aku hanya manusia biasa, syukurku yang biasa, maka keinginanku pun harus yang biasa pula