Habis Gelap Tiada Terang

Tuesday 7 June 2011

Pada waktu SMA, kami, 40 siswa yang berada di dalam kelas, diperlihatkan sebuah lukisan dengan dimensi kurang lebih 20x30 cm, hitam-putih, dan bergambar kendi. Guru meminta kami mengatakan hal yang berkaitan dengan gambar tersebut dengan satu hembusan nafas. Dan jawaban teman-teman yang saya ingat adalah; tempat minum, cahaya dari sebelah kanan, beratnya sekitar 250 gram, dilukis pak guru, harganya 7500, keren, kalau jatuh pecah, di rumah saya ada, terbuat dari tanah liat, air di dalamnya dingin, hanya muat 2 liter, cara minumnya tidak sopan, jaman dahulu, ……… Setelah masing-masing siswa memberikan pandangannya mengenai gambar tersebut, guru hanya tersenyum dan meminta kami untuk menggambar tempat air mimum yang terbuat dari tanah liat.

Perspektif, mungkin kita sering mengucapkan lema ini ketika berdiskusi dengan yang lain. Berapa luasnya dunia ini, sebanyak itu pula sudut pandang yang ada. Apakah kebenaran terikat nilai ataukah an-sich? Lalu dimana posisi kebenaran? Apakah letaknya di langit yang tak tergapai oleh kita, ataukah di bumi yang mendiami salah satu sudut pandang? Ataukah tidak ada kebenaran?

Kita memiliki banyak argumentasi mengenai sebuah benda, apakah mobil hanya alat transportasi, atau sebuah lambang kekayaan, ataukah rumah kedua. Bagaimana kalau sedikit entitas abstrak, pendidikan. Ataukah pendidikan untuk kepuasan intelektual, atau mencari pekerjaan, atau sebuah prestise, ataukah untuk kesombongan, atau untuk nama baik, ataukah untuk menghiasi nama, atau cuma sekedar mengisi waktu luang. Bagaimana kalau mengenai nilai, kebudayaan. Pasti banyak benturan pada wilayah ini.

Budaya tentulah berbeda tiap masa dan jamannya. Bagaimana apabila dalam satu waktu terdapat dua kebudayaan yang kotradiksi, apakah tidak ada kebenaran, ataukah keduanya benar, atau benar di salah satu. Mari kita daftar budaya yang umum sekarang ini; melakukan hubungan suami-istri sebelum menikah, minum beralkohol, seks bebas, menabung di bank, poligami, nikah-cerai, menggunakan suplemen, pacaran, perayaan ulang tahun, memelihara keperawanan, pesta, musik pop, pulang malam hari, mengumpulkan uang, modifikasi motor, jejaring sosial, memelihara gosip, bermain game di komputer, korupsi, pekerjaan yang memaksa kita tidak menjadi diri sendiri ….

Budaya mana yang benar? Budaya mana yang indah? Budaya mana yang baik? Budaya mana yang harus ditinggalkan? Budaya mana yang harus kita jalani? Budaya mana ……….


salam
kita adalah manusia yang belajar dari kesalahan, yang lain

0 comments:

Post a Comment