Axios

Friday 21 September 2012

Adalah cabang filsafat yang membahas mengenai nilai.  Secara sederhana nilai dibagi menjadi tiga ukuran, benar-salah, baik-buruk, dan indah-jelek, yang masing-masing terbungkus rapi pada khasanah logika, etika, dan estetika.  Dalam kerangka pemikiran modern, dimana pikiran kita yang menjadi sumber pembahasan, terdapat distingsi "diri yang meluas" dan "diri yang berfikir", secara sederhana, singkat, dan derivasinya ini memberitahukan ada bagian dalam diri yang berfikir dan diri yang bertindak.

Dalam berfikir jelas, kita ma[mp]u melakukan apapun, bahkan hal yang kontradiksi, tetapi bagaimana dengan tindakan, akankah kita menjadikan 2 tolok ukur dalam bertindak, mengingat tindakan kita merupakan satu entitas.  Kita bertindak berdasarkan logika atau kita bertindak berdasarkan etika.  Seni hidup?  Setidaknya kita meninggalkan estetika disini.

Melalui cabang itulah, tumbuh ranting-ranting yang bersinggungan dengan yang lain, dan melalui ranting itulah daun-daun tumbuh dewasa dan cantik.  Tetapi ranting-ranting ini bukanlah sesosok panutan dalam hidup dia hanyalah tempat dimana hubungan sosial dan personal berlanjut.  Pupuk memang terpisah dengan daun, tetapi kita harus yakin pupuk selalu terlibat (atau berusaha terlibat) dalam apapun kejadian dan keputusan sang daun.  Kuat-lah, bukan kuat dalam bertarung, tetapi kuat sebagai manusia.  Torehkan sebuah estetika yang terlukis dalam tindakan, dan tulislah sebuah buku kehidupan yang terbingkai oleh kebijaksanaan. 

Sejarah peradaban manusia merupakan film untuk menunjukkan kemanusiaan kita.  Bagaimana kita menjadikan sejarah sebagai lahan untuk belajar dan pembelajaran, bukan hanya berperan sebagai personal, melainkan juga sebagai sosial.  Permasalahannya sejarah lebih banyak yang tak terekam daripada yang terekam, lebih banyak yang tak tertulis daripada yang tertulis, dan lebih banyak yang terlupakan daripada yang teringat.  Mumpunikah apabila belajar dari sejarah?


salam
apa yang sudah ada, kalau dicari lagi, niscaya akan samar dan tersembunyi

0 comments:

Post a Comment