Yang Membahagiakan Yakni Berbagi

Tuesday 21 May 2013


Akhirnya, mungkin itu ungkapan yang terucap ketika terdapat perubahan pada sesuatu.  Hal tersebut juga menjadi penjelasan atas ekspresi benak ini.  Sudah telat - konon lebih baik terlambat daripada tidak bukan - tetapi saya harus mengucapkan keberhasilan melalui tingkat satu dari tiga tingkat yang ada, bahkan kini dia sedang dalam proses di tingkat dua. Mudah-mudahan di tingkat dua ini dia lebih bisa memiliki kemampuan untuk memahami hubungan tersembunyi antar fenomena, karena memang itu tujuannya bukan.
Kita tahu, segala sesuatu pasti berakhir.  Tetapi apakah kita telah tahu bahwa terdapat hal yang tidak berawal.  Atau setidaknya terdapat hal yang tidak berakhir?  Sang waktu, tentunya yang paling bertanggungjawab atas ini.  Karenanya sesuatu berawal dan karenanya juga sesuatu berakhir, atau saya lebih senang menyebutnya berproses.
Ke-ada-annya merupakan proses dari adaNya.  Ekspresinya dalam merangkai artefak-artefak kehidupan merupakan bukti tindakannya.  Suatu skenario yang telah dipersiapkan dijalaninya dengan "terpaksa".  Dia mencoba berbagi, tetapi keberbagian tentu harus terlepas dari penilaian.  Mungkin dengan agak berani saya menyarankan, `bukan dalam skenario kamu berbagi melainkan dalam gagasan-gagasan otentik eksistensi keakuan`.  Dia melenyapkan komunikasi dua arah dan dia menjarangkan komunikasi satu arah.  Tetapi bukan ini sebenarnya yang menjadi pokok permasalahan, melainkan dasar ekspresi dalam meninggalkan artefak dalam wujud komunikasi tersebut.  Alih alih pikiran otentiknya sebagai dasar, sekalipun berkomunikasi dalam wujud satu arah itupun karena keselesaiannya.  Tetapi, kenapa dia jarang berbagi?

salam
segala sesuatunya pasti berakhir, tetapi bukan akhir yang menjadi perhatian, melainkan bagaimana kita memulai dan bagaimana kita menjalaninya

0 comments:

Post a Comment