Tesis

Wednesday 11 December 2013

Selamat
Pertama (tetapi bukan yang utama) saya harus mengucapkan kata tersebut atas keberhasilan dan kesuksesan dalam menyelesaikan hal yang harus diselesaikan.  Saya tidak akan larut dalam euphoria perayaan yang dilakukan.  Mungkin itu peran yang dimainkan di sekitar kelulusan, drama yang saya mainkan mungkin agak berbeda dari lingkungan itu.  Apabila secara tersurat, kilasan pertama yang melintas dalam benak mengenai kata “selamat” merupakan bentuk afirmatif, entah itu bermakna kebahagiaan, kesuksesan, keberhasilan, dan lema yang seperti itu.  Pernahkan terbesit bahwa “selamat” juga memiliki makna negasi?  Bagi saya, berpisah, jalan, berjumpa lagi, berharap, memiliki makna negatif ketika disematkan setelah selamat.  Mungkin berbeda dengan yang lain?

Tradisi
Apabila saya melihat pola kegiatan kekinian, maka dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki peran dalam aktivitasnya dalam tiga dunia.  Dunia pekerjaan, dunia pendidikan formal, dan dunia sosial / pertemanan.  Dari usia 6 tahun sampai 22 tahun kita berada dalam dunia pendidikan.  Lingkungan yang kita kenal dan membuat kita berpengetahuan berada pada dunia ini.  Tidak banyak aktivitas yang kita lakukan dalam dunia ini.  Kita seakan menjadi manusia pasif dengan segala perangkatnya. Di dunia pekerjaan, kita mampu untuk mewujud dalam eksistensi identitas.  Pekerjaan apapun yang kita lakukan, kita dipacu untuk akitif dalam menjalani waktu.  Pada dunia yang ketiga, dunia pertemanan, kita bisa menjadi sesuai yang kita inginkan.  Jati diri yang mewujud pada hubungan-hubungan sosial kita.  Pertemanan, mungkin merupakan refleksi dari persaudaraan.  Hubungan keluarga dan tetangga adalah kulminasi dari roh sa-udara.

Budaya
Universitas, harusnya menjadikan seseorang berfikir universal.  Tetapi faktanya universitas merupakan kumpulan fakultas dimana seseorang yang berada di dalamnya dipastikan memiliki logika berfikir pada bidang pengetahuannya.  Skenario yang kita jalankan merupakan esensi dari drama kepribadian kita.  Saat ini, mungkin adalah perjalanan terakhir dalam menempuh pendidikan formalnya.  Di usia 22 tahun, telah berhasil menempuk gelar magister, merupakan hal yang membanggakan bagi sebagian umat manusia.  Pertanyaannya bukan untuk apa pendidikan yang kini telah ditempuh, melainkan bagaimana pendidikan yang telah ditempuh memengaruhi tiap keputusan yang diambil!

Peradaban
Kalau sekedar bertujuan menyampaikan informasi dan pengetahuan, tak satupun universitas punya justifikasi apapun untuk tetap berdiri sejak berkembangnya mesin cetak di abad kelimabelas.  Ditambah lagi, pada masa kini, informasi virtual digital telah menjadi budaya masyarakat kebanyakan.  Representasi televisi telah menjadi pengganti pengalaman aktual yang harus dihayati.  Kita tidak bisa menafikan banyaknya tayangan amoral tetapi tidak sedikit juga yang imoral.  Karena kini, eksistensi istilah yang bisa dibilang berlawanan atau muncul sebagai akibat dari istilah lain mulai menandakan sesuatu yang substansial.  Dalam modernitas, segala sesuatunya jelas pada tempatnya.  Tempat belanja, tempat ibadah, tempat tinggal menempati satu ruang yang beridentitas mandiri.  Kini, horizon itu menempati titik abu-abu.  Sekarang bahkan hampir tidak bisa dipisahkan antara tempat belanja, tempat ibadah, dan tempat tinggal.


Salam
kita tidak bisa memahami kekinian atau menilai segala sesuatu hanya berdasarkan masa kini saja

Yang Membahagiakan Yakni Berbagi

Tuesday 21 May 2013


Akhirnya, mungkin itu ungkapan yang terucap ketika terdapat perubahan pada sesuatu.  Hal tersebut juga menjadi penjelasan atas ekspresi benak ini.  Sudah telat - konon lebih baik terlambat daripada tidak bukan - tetapi saya harus mengucapkan keberhasilan melalui tingkat satu dari tiga tingkat yang ada, bahkan kini dia sedang dalam proses di tingkat dua. Mudah-mudahan di tingkat dua ini dia lebih bisa memiliki kemampuan untuk memahami hubungan tersembunyi antar fenomena, karena memang itu tujuannya bukan.
Kita tahu, segala sesuatu pasti berakhir.  Tetapi apakah kita telah tahu bahwa terdapat hal yang tidak berawal.  Atau setidaknya terdapat hal yang tidak berakhir?  Sang waktu, tentunya yang paling bertanggungjawab atas ini.  Karenanya sesuatu berawal dan karenanya juga sesuatu berakhir, atau saya lebih senang menyebutnya berproses.
Ke-ada-annya merupakan proses dari adaNya.  Ekspresinya dalam merangkai artefak-artefak kehidupan merupakan bukti tindakannya.  Suatu skenario yang telah dipersiapkan dijalaninya dengan "terpaksa".  Dia mencoba berbagi, tetapi keberbagian tentu harus terlepas dari penilaian.  Mungkin dengan agak berani saya menyarankan, `bukan dalam skenario kamu berbagi melainkan dalam gagasan-gagasan otentik eksistensi keakuan`.  Dia melenyapkan komunikasi dua arah dan dia menjarangkan komunikasi satu arah.  Tetapi bukan ini sebenarnya yang menjadi pokok permasalahan, melainkan dasar ekspresi dalam meninggalkan artefak dalam wujud komunikasi tersebut.  Alih alih pikiran otentiknya sebagai dasar, sekalipun berkomunikasi dalam wujud satu arah itupun karena keselesaiannya.  Tetapi, kenapa dia jarang berbagi?

salam
segala sesuatunya pasti berakhir, tetapi bukan akhir yang menjadi perhatian, melainkan bagaimana kita memulai dan bagaimana kita menjalaninya

Apa yang membuat kita sama?

Monday 22 October 2012

Saya jadi teringat ketika masih di bangku sekolah, pada pelajaran fisika, guru bertanya; “Apakah mobil yang sedang melaju itu bergerak?”, “bergerak”, dengan spontan kami menjawab. “Apakah papan tulis di depan kalian ini bergerak?”, “tidak”, serentak kami menjawab.  “Dia tidak bergerak terhadap tembok, tetapi terhadap matahari, ia bergerak,” ujar guru fisika kami.
Bergerak, berpindah, dan berbeda, tentu memiliki acuan yang pasti.  Sudut pandang menjadikan mereka memiliki nilai yang lain, tergantung apa yang menjadi acuannya.  Papan tulis tentu tidak bergerak dalam ruang ketika meja yang menjadi acuannya, tetapi tentu saja papan tulis bergerak dalam ruang ketika matahari atau kereta yang sedang melaju, apabila kita menjadikan ini sebagai titik acuan.  Kita mencoba berbeda? Atau kita berbuat berbeda?  Maka pertanyaan yang muncul adalah, apa acuannya?
Tiada hal baru dibawah matahari.  Dari peradaban sumeria sampai dengan peradaban informasi sekarang, sejarah terulang dalam manifestasi yang sama.  Ide, tindakan, maupun artefak yang kita tinggalkan memiliki nilai yang sama pada masanya.  Etika tentu memiliki materi yang berbeda antara sekarang dengan 600 tahun yang lalu.  Tetapi etika memiliki bentuk yang sama sejak awal sejarah manusia tercatat hingga tulisan ini dibuat.  Kita tidak bisa menegasikan entitas selain diri kita, apakah kita berfikir positif, tentu itu menjadi negatif bagi seseorang lain.  Mengapa kita harus berbeda?
Sejarah mencatat, apabila perbedaan kita tonjolkan; perang intern agama, permusuhan yang tak berkesudahan, prasangka buruk pada yang lain, musuh dimana-mana, ketentraman dan ketenangan yang terusik, dan berderet konflik yang lain.  Apabila kesamaan kita agungkan; kesejahteraan yang terejawantah, kebahagiaan yang berlangsung, persamaan yang sederajat, ketenangan dalam berperilaku, dan terikut persatuan dalam sesama. 


salam
Seringkali, untuk melihat siapa diri kita bukanlah apa yang akan kita lakukan, melainkan apa yang telah kita lakukan.

Axios

Friday 21 September 2012

Adalah cabang filsafat yang membahas mengenai nilai.  Secara sederhana nilai dibagi menjadi tiga ukuran, benar-salah, baik-buruk, dan indah-jelek, yang masing-masing terbungkus rapi pada khasanah logika, etika, dan estetika.  Dalam kerangka pemikiran modern, dimana pikiran kita yang menjadi sumber pembahasan, terdapat distingsi "diri yang meluas" dan "diri yang berfikir", secara sederhana, singkat, dan derivasinya ini memberitahukan ada bagian dalam diri yang berfikir dan diri yang bertindak.

Dalam berfikir jelas, kita ma[mp]u melakukan apapun, bahkan hal yang kontradiksi, tetapi bagaimana dengan tindakan, akankah kita menjadikan 2 tolok ukur dalam bertindak, mengingat tindakan kita merupakan satu entitas.  Kita bertindak berdasarkan logika atau kita bertindak berdasarkan etika.  Seni hidup?  Setidaknya kita meninggalkan estetika disini.

Melalui cabang itulah, tumbuh ranting-ranting yang bersinggungan dengan yang lain, dan melalui ranting itulah daun-daun tumbuh dewasa dan cantik.  Tetapi ranting-ranting ini bukanlah sesosok panutan dalam hidup dia hanyalah tempat dimana hubungan sosial dan personal berlanjut.  Pupuk memang terpisah dengan daun, tetapi kita harus yakin pupuk selalu terlibat (atau berusaha terlibat) dalam apapun kejadian dan keputusan sang daun.  Kuat-lah, bukan kuat dalam bertarung, tetapi kuat sebagai manusia.  Torehkan sebuah estetika yang terlukis dalam tindakan, dan tulislah sebuah buku kehidupan yang terbingkai oleh kebijaksanaan. 

Sejarah peradaban manusia merupakan film untuk menunjukkan kemanusiaan kita.  Bagaimana kita menjadikan sejarah sebagai lahan untuk belajar dan pembelajaran, bukan hanya berperan sebagai personal, melainkan juga sebagai sosial.  Permasalahannya sejarah lebih banyak yang tak terekam daripada yang terekam, lebih banyak yang tak tertulis daripada yang tertulis, dan lebih banyak yang terlupakan daripada yang teringat.  Mumpunikah apabila belajar dari sejarah?


salam
apa yang sudah ada, kalau dicari lagi, niscaya akan samar dan tersembunyi

Dia kembali?

Saturday 21 July 2012

apabila ada dua hal yang berbeda, maka
- salah satunya mungkin benar
- keduanya mungkin salah
- keduanya tidak mungkin benar (apakah benar?)

82,7 % isi dari berita media, cetak dan elektronik, menceritakan tentang hal-hal negasi. Setiap hari, bahkan tiap waktu, kita melihat dan mendengar tentang keburukan, kesalahan, kejelekan, dan hal yang bertendensi negatif lainnya mengenai seseorang maupun sesuatu. Korupsi, pelanggaran norma dan etika, kriminalitas, kesesatan, kejahatan, mungkin telah memenuhi isi kepala tiap warga Indonesia.
Siapakah yang salah? Publik figur atau media atau penikmat berita? Publik figur mungkin tidak bisa disalahkan. Ia juga seonggok daging yang sama seperti manusia lainnya. Dia bekerja, melakukan tindakan, berfikir, dan meninggalkan sesuatu seperti biasa adanya. Paradigma lain menganggap bahwa ia berbuat yang tidak biasa, berfikir yang tidak biasa, dan bekerja tidak biasa. Terkadang kita menilai lain karena kita berada di luarnya. Media juga tidak bisa kita salahkan, ia hanya sesosok pekerjaan yang ingin merekam kejadian dan peristiwa yang ada. Ia hanya mencatat deretan fakta dan mewujudkannya dalam bentuk yang lain. Penikmat berita jelas juga tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia hanya menerima susuatu yang disuguhkan di depannya. Ia terima atau ia tolak, haknya yang tidak bisa disalahkan.
Lalu siapa yang layak kita salahkan? Apakah penulis yang mencoba menyalahkan isi dari pengetahuan yang beredar di masyarakat? Apakah penulis yang memaksa untuk menyalahkan ketiga entitas itu? Apakah penulis yang.....
Kita ketahui bahwa cahaya adalah juga gelombang juga materi. Kita ketahui bahwa musuh kita adalah juga orang lain juga diri sendiri. Kita ketahui bahwa hari ini benar dan kemarin juga benar.

salam
media tidak merefleksikan fakta, tetapi merekonstruksi realita

akhirnya dia kembali

Friday 20 July 2012

Beberapa minggu yang lalu, saya membaca sebuah tulisan yang berisikan tentang penyangkalan dari sebuah keberadaan suatu eksistensi. Sebuah tulisan yang berisikan gugatan dari kebohongan keberadaan. Sebuah tulisan yang memiliki semangat emosional akan sebuah entitas pengetahuan. Sebuah tulisan dari sebuah semangat untuk memperbaiki perbuatan. Sebuah tulisan yang membuat saya memiliki hasrat untuk kembali menulis.
Bulan ini mengingatkan saya akan komunikasi pertama dan (saya tidak berharap) satu-satunya dengan dia. Komunikasi melalui media yang (mungkin) dibencinya. Media yang menjadi pusat dari tulisannya yang telah berlalu.
Akhirnya dia kembali. Dengan melewati berbagai pembicaraan dan perbedaan pendapat, dia tampil dengan satu eksistensi. Semoga dengan eksistensi baru tapi lama ini, dia menjadi semakian kuat, semakin dipercaya, dan semakin berdasar.

salam
dimanapun anda berada, ilmu tak pernah datang menghampiri, tapi ia hadir ketika kita mencari

Cinta adalah segala-galanya?

Saturday 3 December 2011

Seringkali kita mendengar pepatah atau kata-kata bijak mengenai cinta.
Cinta adalah segala-galanya
Cinta itu buta
Cinta itu bukan logika
Cinta tidak memandang harta
Cinta tidak memandang kelas sosial
Cinta harus diperjuangkan
Cinta harus dipertahankan
Cinta melampaui ruang dan waktu
Cinta tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
Cinta adalah harapan
Dan lebih banyak lagi, mungkin saya memang tidak bisa menuliskannya satu-persatu.

Cinta adalah segala-galanya?
Cinta merupakan matra afektivitas yang hanya mampu untuk dijalani. Cinta bukan bagian dari logika yang mampu kita ambil untung dan ruginya. Bukan pula bagian dari indera yang mampu kita ambil fisiknya. Tetapi cinta lebih berada pada perasaan kasih, berbagi, bersama, dan sesuatu yang mungkin sulit dijelaskan dengan kata-kata. Kita melihat bahwa dalam sejarahnya cinta senantiasa menjadi bumbu dalam keberadaan seseorang maupun peristiwa besar. Dengannya sesuatu menjadi hidup dan dengannya pula sesuatu menjadi sakral. Tetapi cinta juga seringkali terjadi pada sesuatu yang tidak “normal” tetapi disemangati untuk “benar” dan “baik”. Misal; cinta antara perempuan kaya dengan laki-laki miskin, cinta antara putri berkuasa dengan laki-laki tak berdaya, cinta antara pangeran dengan seorang pembantu rumah tangga, cinta antara usia remaja dengan usia separuh baya, cinta antara anak raja, cinta antara pewaris budaya, dan cinta untuk kepentingan umum yang lebih besar.

Meskipun demikian apakah kita harus mempertahankan cinta walaupun salah?
Apakah kita harus merawat cinta ketika kehilangan proses kehidupannya?
Menghentikan cinta ketika dikatakan salah?
Memperjuangkan cinta meskipun menabrak etika dan dusta?
Mengejar cinta walaupun mengkhianati diri kita?
Mengungkapkan cinta meskipun tanpa tanggung jawab?
Mengafirmasi cinta ketika kasihan?

Cinta adalah segala-galanya?


salam
Sedikit pengetahuanmu, bisa membahayakan ketidaktahuanmu

Ternyata................ dibalik ʇǝɹƃǝɹ

Saturday 17 September 2011































salam
marah merupakan hal biasa dimana setiap orang akan dan pernah mengalaminya, tetapi marah pada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan intensitas kemarahan yang tepat, dan sesuai pada situasi dan kondisi yang tepat, jarang orang bisa melakukannya




Wednesday 3 August 2011

Ada seorang siswa yang bisa dikatakan nakal di suatu sekolah, yang disayangi oleh salah seorang guru. Setiap siswa itu melakukan kesalahan, dia cukup bilang “aku menyesal” pada gurunya dan dia terbebas dari hukuman. Di lain kesempatan dia melakukan kesalahan, dan dengan berucap “aku menyesal”, pasti lansung dimafkan dan terbebas dari hukuman. Suatu ketika dia bermain api lilin di perpustakaan, tanpa sengaja dan kejadiannya cukup cepat, api tersebut membakar perpustakaan. Ia berlari untuk mencari guru yang menyayanginya dan bilang dengan sungguh “aku menyesal”. Tetapi sayang dia tidak akan pernah mengucapkannya karena sang guru ikut terbakar dalam peristiwa tersebut. Dari saat itu sepanjang hidupnya dia tidak pernah bilang “aku menyesal”.

Kita seharusnya tidak pernah melakukan penyesalan, karena setiap perbuatan yang telah dan akan dilakukan merupakan sebuah kulminasi dari endapan kebaikan dan kebenaran pengetahuan. Dengan penyesalan maka kita tidak pernah siap untuk menghadapi tanggung jawab. Karena tanggung jawab bukan reaksi dari aksi yang telah dilakukan, melainkan sebuah konsekuensi logis saat keputusan diekspresikan.

Manusia melakukan tindakan kekinian pasti berdasar pada atau masa lalu atau masa depan. Masa lalu karena, dia belajar dari nilai-nilai yang telah memberikan contoh dalam memberikan hasil. Generasi pendahulu merupakan contoh yang bisa memberikan teladan untuk mengetahui pemikiran maupun tindakan. Warisan yang ditinggalkan merupakan referensi dalam aplikasi materi masa sekarang. Keseluruhan hidup manusia ini memanifestasikan sejarah pada tindakan. Karena manusia yang tidak belajar dari sejarahnya berarti hidup tanpa menggunakan akalnya.

Di lain sisi, masa depan merupakan titik acuan sebagai tujuan untuk menggapai target. Orang dengan berwawasan masa depan berarti memiliki [setidaknya] hasrat untuk meraih sesuatu. Dia memiliki rencana, misi, dan hal-hal yang menjadi tolok ukur dalam bertindak. Keseluruhan hidupnya difungsikan untuk masa depan, meraih hal-hal yang diinginkan.

Kebijakan yang kita ambil pada masa sekarang tidaklah an sich untuk masa sekarang. Ini mengindikasikan bahwa keputusan haruslah melewati proses yang tidak sederhana. Keputusan senantiasa berproses untuk latar belakang dan tujuannya. Keputusan bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebuah pohon yang memiliki akar dan buah. Oleh karena itu ia tidak bisa disesali karena berbuah, melainkan bagaimana kita memberi pupuk atau tidak memberi pupuk.

Kemudian apa yang disebut masa sekarang? Keputusan yang kita ambil “sekarang” seiyanya merupakan manifestasi dan aplikasi dari masa lalu dan untuk masa depan. Oleh sebab itu penyesalan merupakan hal sia-sia karena opurtunis kekinian. Sifatnya yang tabu dan ambigu menunjukkan keberadaannya yang semu. Masa sekarang bukanlah kurun 1 menit, 1 detik, maupun setengah detik karena ia merupakan bayangan dahulu dan nanti. Bagaimana kita akan menyesal di kemudian hari (meyesal belakangan), apabila penyesalan sendiri kita tolak.

salam
kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kita membuat apa yang akan terjadi

Habis Gelap Tiada Terang

Tuesday 7 June 2011

Pada waktu SMA, kami, 40 siswa yang berada di dalam kelas, diperlihatkan sebuah lukisan dengan dimensi kurang lebih 20x30 cm, hitam-putih, dan bergambar kendi. Guru meminta kami mengatakan hal yang berkaitan dengan gambar tersebut dengan satu hembusan nafas. Dan jawaban teman-teman yang saya ingat adalah; tempat minum, cahaya dari sebelah kanan, beratnya sekitar 250 gram, dilukis pak guru, harganya 7500, keren, kalau jatuh pecah, di rumah saya ada, terbuat dari tanah liat, air di dalamnya dingin, hanya muat 2 liter, cara minumnya tidak sopan, jaman dahulu, ……… Setelah masing-masing siswa memberikan pandangannya mengenai gambar tersebut, guru hanya tersenyum dan meminta kami untuk menggambar tempat air mimum yang terbuat dari tanah liat.

Perspektif, mungkin kita sering mengucapkan lema ini ketika berdiskusi dengan yang lain. Berapa luasnya dunia ini, sebanyak itu pula sudut pandang yang ada. Apakah kebenaran terikat nilai ataukah an-sich? Lalu dimana posisi kebenaran? Apakah letaknya di langit yang tak tergapai oleh kita, ataukah di bumi yang mendiami salah satu sudut pandang? Ataukah tidak ada kebenaran?

Kita memiliki banyak argumentasi mengenai sebuah benda, apakah mobil hanya alat transportasi, atau sebuah lambang kekayaan, ataukah rumah kedua. Bagaimana kalau sedikit entitas abstrak, pendidikan. Ataukah pendidikan untuk kepuasan intelektual, atau mencari pekerjaan, atau sebuah prestise, ataukah untuk kesombongan, atau untuk nama baik, ataukah untuk menghiasi nama, atau cuma sekedar mengisi waktu luang. Bagaimana kalau mengenai nilai, kebudayaan. Pasti banyak benturan pada wilayah ini.

Budaya tentulah berbeda tiap masa dan jamannya. Bagaimana apabila dalam satu waktu terdapat dua kebudayaan yang kotradiksi, apakah tidak ada kebenaran, ataukah keduanya benar, atau benar di salah satu. Mari kita daftar budaya yang umum sekarang ini; melakukan hubungan suami-istri sebelum menikah, minum beralkohol, seks bebas, menabung di bank, poligami, nikah-cerai, menggunakan suplemen, pacaran, perayaan ulang tahun, memelihara keperawanan, pesta, musik pop, pulang malam hari, mengumpulkan uang, modifikasi motor, jejaring sosial, memelihara gosip, bermain game di komputer, korupsi, pekerjaan yang memaksa kita tidak menjadi diri sendiri ….

Budaya mana yang benar? Budaya mana yang indah? Budaya mana yang baik? Budaya mana yang harus ditinggalkan? Budaya mana yang harus kita jalani? Budaya mana ……….


salam
kita adalah manusia yang belajar dari kesalahan, yang lain

dari Esensi ke Eksistensi

Thursday 24 March 2011

Kira-kira satu minggu lalu, di sore yang biasa, ada sms dari seorang teman, terakhir dengannya, kami bertemu dan berkomunikasi secara langsung kira-kira enam bulan yang lalu. “Esensi ma eksistensi itu apaan sih dalam pembicaraan tentang wujud”, saya membaca sms tersebut kira-kira jam 16.04 WIB. Saya termangu, diam, dan bingung, bagaimana saya menjawab dan menulis penjelasan yang menghabiskan 14 halaman dari kamus (yang masih penjelasan singkat) ke sebuah layar kecil yang hanya mampu menampung 160 karakter. Satu menit kemudian saya menekan tombol pada peralatan elektronik yang saya genggam sehingga merangkai sebuah kalimat,
”Esensi = ke-ada-an, eksistensi = ke-berada-an”.

Sms, telepon, dan video conference, mungkin setiap dan semua orang yang pernah menggunakan handphone, komputer, dan atau peralatan komunikasi atau peralatan teknologi informasi lainnya, pernah menggunakannya. Apabila tidak puas dengan komunikasi tulis, maka berpindah pada komunikasi lisan, apabila tidak puas dengan komunikasi lisan, maka bertemu muka melalui layar. Kekinian sebagian besar orang telah cukup puas apabila berkomunikasi dengan seseorang yang jauh secara tempat dengan menggunakan fasilitas bertatap muka melalui layar.

Kita ziarah ke sejarah, (dalam kerangka komunikasi cepat dan langsung - dua arah - dengan yang lain pada tempat yang berbeda) komunikasi tulis pertama digunakan pada pengiriman sandi morse. Komunikasi ini berfungsi optimal pada waktu terjadi perang, dimana informasi sangat penting dalam mendukung tujuan dari perang. Apabila kita cetak di sebuah kertas, hasil dari komunikasi ini adalah kumpulan titik dan [mungkin] garis yang terangkai dan mampu dibaca menjadi sebuah kalimat. Tentu saja kelemahan dari komunikasi ini adalah sedikit orang yang mampu membaca dan menyampaikannya pada orang lain.

Komunikasi lisan pertama ditemukan secara tidak sengaja di sebuah bengkel kecil berlantai dua. Secara tidak sengaja dia mendengarkan suara karyawannya yang berada di lantai dasar dalam sebuah percobaan mengirimkan sandi morse. Dia mencoba memperbaharui plat logam yang digunakan dalam pengiriman sinyal, dan tidak disangka plat tersebut mampu untuk menangkap suara (getaran udara) dan mengubahnya menjadi listrik. Komunikasi video, entah kapan kali pertama dilakukan, tiba-tiba seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi video telah beredar luas di kalangan masyarakat.

Kekinian, ketiga komunikasi jauh tersebut beredar di masyarakt dunia, dan hampir setiap orang pernah menggunakannya. Tetapi masih sebagian kecil yang menyadari bahwa ketiga komunikasi tersebut lebih banyak ruginya daripada manfaatnya. Manfaat yang ada merupakan manfaat yang serba instan dan mampu diketahui secara inderawi, berbeda dengan kerugian yang ditimbulkan dengan komunikasi jauh ini. Kerugian yang ada merupakan kerugian tak tampak yang menggerogoti laten sisi kemanusiaan manusia. Psikologis, kasualistis, keberadaan, misi, kebersamaan, sosial, peradaban, seni, etika, estetika, dan masih banyak lagi yang mengurangi sisi kemanusiaan dari deret kebudayaan. Banyak orang mengesampingkan sisi ini demi mendapatkan sesuatu yang praktis dan bermanfaat, tentu saja untuk menegaskan dirinya ada secara fisik dan berada dalam kemanusiannya.

Biasanya seseorang yang ingin menunjukkan dirinya ‘eksis’ dengan mencoba berkomunikasi dengan yang lain, entah komunikasi langsung maupun tidak langsung. Menampilkan tulisan-tulisannya, memberikan foto-fotonya, meninggalkan videonya, mengirimkan paket, bertingkah aneh, mengundang media, membuat perubahan, keberhasilan, kesuksesan, dan masih banyak usaha manusia untuk menunjukkan dirinya ‘eksis’. Kemudian seseorang yang ‘agak mengerti’ mencoba untuk mementingkan esensi daripada eksistensi. Dia mencoba membangun dan memberikan yang tebaik. Melakukan hal-hal yang berguna, menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran, menciptakan masyarakat ideal, membantu sesama, menolong, menyenangkan yang lain, memperindah dir dan lingkungannya, menuju pada kehidupan setelah kematian, dan masih banyak lagi deret tujuan manusia yang esensialis. Tetapi benarkah demikian, aktivitas komunikasi searah merupakan bentuk eksistensi dan aktivitas komunikasi dua arah merupakan bentuk esensi?

salam
darimanapun kita mendaki sebuah gunung, kita akan bertemu di puncaknya

atau mengejar atau mencari

Thursday 23 December 2010

Seiyanya, kita mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Tetapi kebahagiaan mana? Kita mengetahui kebahagiaan tiap orang berbeda. Ataukah memiliki pekerjaan tetap, ataukah dikenal banyak orang, ataukah senang pada yang dilakukannya, ataukah masuk surga, ataukah mendapatkan keridhoan sang pencipta, ataukah memiliki mobil tertentu, atukah berpengetahuan luas, ataukah akses terhadap sesuatu, ataukah mendalami agama tertentu, ataukah mempunyai kekuasaan, ataukah memiliki kekayaan tertentu, atukah memiliki pendamping hidup idaman, ataukah menguasai ilmu tertentu, ataukah memenangi dari setiap perlombaan, ataukah …………masing-masing dari kita tentulah memiliki tujuan final dalam menjalani kehidupan.
Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah seseorang terlahir dengan tabularasa atau dengan takdir. Apabila kita hidup dalam lingkungan yang meyakini adanya ketetapan yang telah ditetapkan dalam kehidupan, tentulah kita memiliki paradigma yang berbeda apabila kita hidup dalam lingkungan bahwa kita terlahir dalam kondisi kosong bagaikan kertas putih.
Apakah aku berlari mengejar kebahagiaan ataukah aku mencari kebahagiaan?
Mencari, mengindikasikan petanda bahwa kita tidak mengetahui ke-berada-an kebahagiaan. Kita hidup dalam dikotomi dan alegori luas kebudayaan. Kita mencari, apa sesuatu yang bahagia itu untuk kita. Bagaikan mencari jarum dalam jerami, kita teliti, kita identifikasi, kita bolak-balik per batang jerami untuk mengetahui keberadaan sang jarum. Hal ini tentu lebih mudah, mengingat jarum adalah benda fisik yang mampu kita ukur, sedangkan kebahagiaan? Bahkan ketika kita sedang mengobok-obok tumpukan jerami, kita tidak tahu jerami mana yang menutupi jarum.
Mengejar mempostulatkan diketahuinya kebahagiaan. Kita berada di tepi laut dengan kerang putih di tangan, padahal kerang yang lain berserakan luas di depan kita. Seolah kita mengejar hadiah utama dalam suatu perlombaan. Tentunya kita telah mengetahui hadiah utama dalam perlombaan tersebut, sekali lagi kita mengetahui hadiah utama tersebut, terlepas itu fisik maupun psikis.
Kita mendapatkan bahwa mencari dan mengejar bukanlah suatu tahapan dalam mendapatkan kebahagiaan. Mereka berdiri sendiri dengan deretan konsekuensi yang melekat. Entitas ke-ada-an ini memberikan keniscaayaan dalam mendapatkan kebahagiaan. Apabila ada seratus manusia, maka akan ada seratus jalan untuk menuju pada hakikat manusia.
Atau Mengejar kebahagiaan?
Atau Mencari kebahagiaan?
Mungkin yang lebih penting adalah kita telah mengetahui mengenai kebahagiaan. Bukanlah kebahagiaan yang diberi atau kebahagiaan yang dibuat. Melainkan kebahagiaan yang kita raih dalam visi kita.

salam
Dunia adalah komedi bagi orang yang berfikir, dan tragedi bagi orang yang berperasaan ()


Nb:
Selamat ulang tahun
Kini usia kamu bertambah satu tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tentunya kau ingat hukum kedua Newton kan, “setiap aksi akan diikuti reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah”. Seiring bertambahnya usia kita, kita juga mengalami berkurangnya usia kita. Entah tiap tahun kita tambah umur atau berkurang umur. Tetapi setidaknya kita harus optimis bahwa kita hidup dalam kehidupan dinamis yang membawa kita pada visi semesta. Tiap diri kita tentulah membawa misi untuk kembali. Sejarah tidak akan terulang, tetapi sejarah akan terjadi lagi sebagai manifestasi dari masa lalu. Ulang tahun mengingatkan kita akan kelahiran kita, dari siapa kita lahir, kenapa kita dilahirkan dari keluarga kita, dan kenapa kita dibesarkan dalam lingkungan kita.
Kini berapa usia kamu? Wah, tentunya saya tidak diperkenankan menyebut angka disini. Bagaimana kalau sedikit tebakan, kepala satu atau kepala dua, atau diantaranya. Tentunya ulang tahun bukan sekedar angka kan? Mungkin saya adalah sedikit dari temanmu yang menyampaikan selamat ulang tahun. Sedikitnya karena, ucapan itu tidak dikatakan secara langsung. Maaf kalau ucapan ini saya sampaikan lewat tulisan, itupun dengan asumsi kamu mengetahuinya. Apabila kamu tidak mengetahuinya, saya yakin orang yang kamu kenal dan kenal kamu dan sanggup menyampaikannnya, mengetahui tulisan ini. Untuk itu, tolong sampaikan kepadanya. Kini dari temanmu kau mengetahui tulisan ini, sekarang pertanyaan yang muncul adalah apakah kamu ma[mp]u membacanya. Terima kasih kamu telah membaca tulisan ini.
Alih-alih mengenai maaf, tolong, dan terima kasih, dalam suatu kesempatan waktu itu, kamu pernah memberikan tiga ucapan yang berasal dari seseorang, yakni; maaf, tolong, dan terima kasih. Secara luas memang diketahui bahwa sangat berat mengucapkan kata ini pada manusia-manusia di sekitar kita, atau bahkan sangat mudah mengucapkannya dengan nada “sekedar”.
Saya sebenarnya sudah membahas hal ini sekitar tujuh tahun yang lalu, sewaktu masih SMA. Apabila diijinkan saya akan membahasnya kembali (semoga), tetapi saya harus mengingat-ingat dulu, maklum seiring bertambahnya usia terkadang kita sering lupa terhadap suatu hal. Semoga kau juga demikian, atau seiring berjalannya usia kau sering ingat. Entah kau lupa akan sesuatu, entah kau ingat mengenai sesuatu, semoga itu yang terbaik bagimu.

salam
Selamat ulang tanggal, tiga hari setelah ibu mendapat ucapan selamat dari anak-anaknya.

empat

Monday 27 September 2010

Olahraga apa yang paling ringan ?
Olahraga apa yang paling berat ?
Angkat besi merupakan olahraga yang paling ringan karena cuma mengangkat besi dan berlangsung kurang lebih 3 detik.
Catur merupakan olahraga yang paling berat, karena kita mengangkat kuda, gajah, benteng, dan yang lain, selain itu catur berpredikat waktu paling lama dalam dunia olahraga dengan pernah menggunakan waktu selama dua hari dan juga pernah ada lebih dari satu bulan.

Kenapa catur masuk dalam kategori olahraga? Kenapa bukan olahrasio atau olahakal atau olahpikir atau olahotak atau olahjiwa? Tentunya kita juga menggunakan otot dalam bermain catur.

Meskipun kita mengetahui daerah-daerah Yunani, Cina, Arab, India, Persia, Irlandia, Babylonia, Mesopotamia, dan Yahudi sebagai asal mula catur berasal, tetapi sebagian besar sejarawan catur sepakat bahwa catur berasal dari India sekitar abad ke-16 sebelum masehi. Diperkenalkan oleh seorang ahli agama bernama Sisza yang ingin mengabadikan empat divisi kerajaan dalam angkatan perang. Pada masa itu angkatan perang India dibagi dalam pasukan kereta, pasukan gajah, pasukan berkuda, dan pasukan berjalan kaki. Dalam kondisi perang keempat divisi ini membagi tugasnya pada............ sekiranya saya tidak memiliki kompetensi untuk membahas sejarah catur.

Chaturangga, nama catur di India pada masa sebelum masehi. Olahpikir ini kemudian berkembang di Iran dan dikenal dengan nama chatrang. Shah yang berarti raja dalam negara ini, menjadi nama baru dalam perkembangan olahrasio di negara-negara eropa setelahnya. Scach dalam bahasa Jerman, shak (Rusia), seacchi (Italia), syaak (Norwegia), chess (Inggris), schec (Perancis), dan .............. Sekiranya saya juga belum berkompeten dalam membahas linguistik catur.

Catur pernah menjadi hadiah untuk seorang raja. Karena sang raja merasa senang dan bahagia dengan permainan baru ini, maka raja memberikan permintaan dari sang pembawa. Dan raja juga kaget ketika sang pembawa hanya meminta biji gandum, satu biji gandum untuk satu petak pada papan catur, dan kelipatan dua untuk petak selanjutnya, sampai ke 64 petak terpenuhi dengan kelipatan-kelipatan petak sebelumnya. 1+2+4+8+16+32+64+128+.........+n Dan dari perhitungan itu diperoleh lebih dari 18 Eksa biji gandum. Perhitungan itu diperoleh dari rumus 2 pangkat 2016. Dimana 2016 diperoleh dari Sn=n/2(a+n).........sekiranya saya juga belum memiliki kapabilitas dalam membahas matematika catur.

Pada awal tahun 1700-an, catur menempati studi yang unik dalam permainannya. Para pemuka-pemuka catur dunia menempatkan langkah awal dalam catur. Langkah awal ini atau kemudian disebut dengan pembukaan, memiliki karakteristik dan variasi tiap abadnya. Variasi ini dilakukan karena pembukaan menjamin gerakan yang baik pada awal permainan. Pembukaan juga menentukan kecenderungan permainan dalam satu babak pertandingan catur. Pembukaan dengan Gambit Denmark selalu mengorbankan bidak untuk memimpin pertandingan. Berbeda dengan pembukaan Ruy Lopez yang cenderung memiliki titik aman dan persiapan serangan yang cukup signifikan. Sesuai dengan namanya, pembukaan pertahanan sicilia bisa cukup diandalkan pada pemain dengan model bertahan. Pembukaan dengan pembelaan Nimzo Hindia memiliki karakter yang kuat pada sistem kontrol bertahan dan menyerang. Gambit Menteri mempunyai..................sekiranya saya juga belum sanggup dalam membahas pembukaan catur.

Pembukaan merupakan langkah awal untuk menempatkan buah catur ke dalam strategi untuk mengunci (dalam catur tidak ada istilah mengalahkan) lawan. Penukaran merupakan sisi logis dan paling mudah dalam upaya mengunci lawan. Kelebihan material merupakan satu dari alat dasar untuk memenangkan permainan. Siasat akan lebih berguna apabila diimbangi dengan ancaman dua objek secara bersamaan. Pin, Skewer, dan Garpu mendominasi gaya ancaman terhadap lawan. Pembelaan dalam permainan catur memiliki arti pertahanan dan penyerangan. Pada strategi pembelaan biasanya..................sekiranya saya juga belum memenuhi dalam membahas strategi catur.

Permutasi dan kombinasi mendominasi struktur permainan catur, sehingga dalam tataran ini catur dapat dimasukkan ke dalam artificial intelligence. Dalam perhitungan kalkulus pola permainan kemudian mewujud ke dalam engine catur. Kita mengenal The King, Shredder, Rybka, Crafty, Stockfish, Naum, Thinker, dan lebih dari 500 deret mesin catur lainnya, dan meskipun diantaranya terdapat uci dan winboard, tetapi gaya permainan mesin catur ini sangat variatif dan cukup mengejutkan. Dengan rating elo yang diperoleh mesin ini, pikiran manusia dan pikiran buatan..................sekiranya saya juga belum mampu dalam membahas mesin catur.

Banyak yang menjadi raja catur, tetapi tidak ada yang merajai catur. Catur bukan sekadar permainan, catur bukan sekedar olahraga atau olah pikir atau olah rasio, catur bukan sekedar membaca langkah masa depan, dan catur tidak selintas miniatur strategi dalam hidup. Catur bukan berarti mengalahkan lawan, melainkan mengunci lawan. Apabila kita sedang dalam masalah dalam menjalani liku kehidupan, struktur akal kita..................sekiranya saya juga belum mampu dalam membahas filosofi catur.


salam
apabila kau berhasil karena sesuatu, maka kau akan gagal karena sesuatu tersebut

dalam Diri

Tuesday 22 June 2010

Karena keterbatasan akses dan referensi yang ada pada diri, kalaupun ada forma yang hampir mirip dengan apa yang saya tawarkan, anggap saja berarti saya membahasakan ulang dari konsep yang telah ada sebelumnya.

Sekitar tahun 600-an sebelum masehi, seseorang membedakan kepribadian manusia dalam 4 jenis. Kemudian sekitar tahun 1100 masehi, tingkatan iman seseorang dibedakan dalam 4 hirarki vertikal. Dan 894 tahun setelahnya, komunikasi manusia dibangun pada 4 landasan. Di tahun 2010 ini saya mencoba menawarkan struktur berfikir manusia pada 4 pola.

Pola Petualang, Pada tataran ini sangat jelas, orang tersebut sangat dinamis dalam cara berfikirnya. Biasanya menyukai perubahan, banyak pergaulan, senang bepergian, dan ketika kita berkomunikasi dengan orang ini kebiasaan yang awal terbentuk adalah ketidaknyambungan komunikasi, karena ditanya apa, jawabannya kemana.
Pola Seniman, Pada bagian ini, seseorang akan memilih titik ekstrim sifat yang ada. Kalau tidak berada pada ingin diakui masyarakat, berarti dia memilih untuk sangat tidak diakui masyarakat,dan saat dia tidak ingin dikenal buruk oleh yang lain, berate ia memilih untuk baik pada yang lain. Ketika kita berkomunikasi dengan orang ini, kebiasaan awal yang terbentuk adalah jawaban yang panjang dan terkadang berbelit, pertanyaannya apa, jawabannya apa-apa.
Pola Mekanik, Dalam hal ini, orang mekanik biasanya berada di tengah-tengah dalam mengambil keputusannya. Biasanya berfikir sederhana, tidak suka perhitungan yang rumit, apa yang bisa dilakukannya. Dan ketika kita berkomunikasi dengan orang ini kebiasaan awal yang terbentuk adalah jawaban yang pas, pertanyaannya apa, jawabanya ialah.
Pola Mapan, Tahap ini sangat jelas, manusianya biasanya pasrah terhadap pengetahuan yang ada di sekitarnya. Dia tidak bisa dikatakan sederhana, tetapi juga tidak bisa dikatakan rumit, karena pengetahuannya sangat konvensional. Dan ketika kita berkomunikasi dengan orang ini, kebiasaan awal yang terbentuk adalah jawaban yang umum, pertanyaannya apa, jawabannya begitu.

Posisi struktur berfikir ini tentu saja sama dengan jenis kepribadian, iman, dan upaya untuk memperebutkan energi, pada tahun sebelumnya, yakni bukan bukan satu pola yang ada pada diri seseorang, melainkan dominasi struktur tersebut dalam diri seseorang. Pola dominan ini biasanya lebih sering muncul pada diri seseorang dalam proses hidup dan kehidupannya, sedangkan pola yang lain muncul karena dia menggunakan drama dalam kehidupannya.


salam
Jangan takut pada orang yang menguasai bermacam-macam ilmu, tetapi takutlah pada orang yang hanya mendalami satu ilmu saja. ()

untukMu

Thursday 3 June 2010

untuk seseorang yang kemungkinannya kecil membaca tulisan ini
kau disana, dia disini
kau tiada, dia mengada
kau kucinta, dia mencinta
antara kau, antara dia
antara kemungkinan, antara ketidakmungkinan
antara fakta, antara realita

untuk sesuatu yang pasti memahami tulisan ini
kau di dekatku, dia jauh dariku
kau memujaku, dia pujaanku
kau mengerti aku, dia tidak mengerti aku
akankah kau mengerti, akankah dia mengerti
akankah kau mengikatku, akankah dia mengikatku
akankah kau kehidupanku, akankah dia kehidupanku



salam
jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja

Sang Penguasa

Akulah Tuhan. Akulah yang menciptakan semua kehidupan di dunia. Aku juga menciptakan semua kematian, untuk membunuh kehidupan yang aku ciptakan. Akulah Tuhan. Aku menciptakan dunia. Maka kuciptakan pula akhirat, agar makhluk di dunia tidak bisa berunjuk gigi untuk mengunggulkan dirinya bahwa ia lebih baik daripada makhluk mati.

Akulah Tuhan. Aku ciptakan makhluk yang tidak bisa berpindah tempat agar ia tetap menghormati Aku. Akulah Tuhan. Aku tetap berkuasa atas segala isi di dunia. Kini aku bosan dengan makhluk yang tidak bisa apa-apa. Akulah Tuhan. Aku ciptakan makhluk yang mampu untuk tumbuh dan bertahan diri. Kini mereka disebut dengan tumbuhan.

Akulah Tuhan. Aku bosan dengan makhluk yang tidak bisa berpindah tempat. Oleh sebab itu aku ciptakan makhluk yang mampu berpindah tempat. Kini mereka disebut dengan binatang. Aku bekali mereka sama dengna tumbuhan. Tetapi untuk binatang aku tambahi dengan nafsu, agar kehidupan lebih ramai. Akulah Tuhan. Aku tetap berkuasa di dunia ini.

Dasar binatang tidak tahu apa-apa. Kini mereka saling berebut makanan untuk dirinya sendiri. Mereka angkuh. Mereka tidak tahu bahwa akulah yang berkuasa. Aku senang melihat mereka saling bertengkar dan saling berebut kekuasaan. Tetap saja, aku yang berkuasa.

Akulah Tuhan. Aku sudah bosan melihat pembunuhan yang dilakukan oleh binatang-binatang itu. Maka kuberikan akal agar mereka mampu berfikir. Kuberikan akal agar mereka mampu membuat referensi atas dirinya. Dasar binatang yang memiliki akal, mereka lebih pandai dari dugaanku. Mereka kini telah berbeda jauh dengan binatang yang aku ciptakan. Mereka mampu berfikir agar mereka tidak rugi dengan bentuk fisiknya. Mereka mengolah fisik. Oleh sebab itu mereka berbeda dengan binatang awal yang aku ciptakan. Kini mereka disebut dengan manusia.

Akulah Tuhan. Aku bangga dengan manusia. Aku hanya memberikan akal, tetapi mereka mampu membuat seperti halnya yang aku lakukan. Kini dunia lebih ramai. Aku tidak usah ciptakan hal lain, karena mereka mampu meramaikan dunia dengan akalnya. Dasar manusia. Kini mereka sama halnya dnengan binatang yang berebut kekuasaan dan kejayaan. Maka kuciptakan agama agar mereka tidak kacau.

Aku turunkan perintah dan memberikan wawasan seputar neraka yang amat kejam. Aku berikan wawasan bahwa nanti perbuatan seseorang akan dibalas setelah dunia. Aku hancurkan segala kehidupan yang ada. Akan kusiksa orang-orang yang hanya mencari kekuasaan dan kekayaan. Kini bumi agak menjadi tenang. Karena dengan adanya wawasan neraka manusia menjadi takut dan senantiasa menolong sesama.

Dasar manusia. Dengan akalnya mereka mampu berkelit dengan setiap kesalahan yang dia lakukan. Mereka mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan tentang aku. Karena pengetahuan tersebut, mereka tidak takut lagi terhadap aku. Kini, mereka mengacuhkan aku. Mereka menganggap aku kejam dan tak pantas memimpin dunia. Aku agak kesal. Akhirnya aku ciptakan agama baru.

Kini agama baru telah muncul. Dalam agama ini aku berikan wawasan-wawasan kasih saying antar sesama makhluk. Kini manusia mulai melirik aku lagi. Aku dianggap pengasih dan penyayang. Kini aku menjadi penguasa lagi. Segala perbuatan manusia kini dilaporkan padaku. Aku menjadi acuan utama dalam setiap lini kehidupan. Dasar manusia. Segala urusan diserahkan padaku. Mereka kini meminimalisir kerja akal karena segala sesuatunya aku yang memberi. Mereka terima saja kehidupan yang kini mereka jalani. Aku bosan dengan keadaan ini. Maka aku ciptakan agama baru lagi.

Agama baru telah muncul. Kini aku agak pandai. Dalam agama ini kuberikan wawasan mengenai hari pembalasan dan juga kasih saying. Kehidupan manusia menjadi seimbang dengan adanya agama ini. Mereka berusaha di dunia dan juga tunduk kepadaku. Lagi-lagi manusia, mereka kini menjadi bimbang dengan jalan tengah yang aku berikan. Aku agak sedikit bingung.

Akulah Tuhan. Kini aku menjadi bingung dengan kondisi manusia. Kuberikan wawasan siksaan kurang tepat. Kuganti dengan wawasan kasih saying, juga kurang tepat. Kuberi wawasan diantara keduanya, manusia malah menjadi salah dalam memahaminya. Mungkin agama terakhir yang aku ciptakan membuat manusia bingung untuk berada diantara kedua kutub tersebut.

Tetapi aku tidak memiliki wawasan lain untuk kusematkan dalam agama baru. Karena agama-agama yang aku turunkan sudah menjelaskan segala fenomena yang dialami manusia. Oleh sebab itu, aku melihat perkembangan dunia atas pemahaman manusia terhadap agama yang aku ciptakan.

Dasar manusia. Kini pengikut-pengikut tiga agama itu berebut akan diri-ku. Mereka berjuang untuk membela-ku. Mereka mengakui bahwa aku satu. Tetapi mereka saling bertengkar dan membunuh untuk memperjuangkan kebenaran akan diriku. Aku tertawa. Akulah Tuhan.

Akulah Tuhan. Aku telah melihat pertumpahan darah di dunia yang aku ciptakan. Manusia dengan akalnya tidak bisa menghormati aku. Kalau mereka merusak ciptaan-ku itu berarti mereka juga merusak aku. Mereka berpikir dan berjuang atas nama-ku. Padahal dengan berpikir mengenai apa-apa yang aku ciptakan mereka akan memahami pesan-pesan dan tujuan hidup yang sebenarnya ketika mereka ada. Dasar manusia.

Akulah Tuhan. Aku telah menciptakan akal dan akhirnya bersemat dalam diri manusia. Dengan akal mereka mengisi dunia dan membentuk dinia. Mereka membenarkan kesalahan yang mereka lakukan. Dengan akal mereka melupakan ciptaan-ku. Itu berarti mereka juga melupakan aku.

Akulah Tuhan. Aku berkuasa di dunia ini. Aku berhak menentukan apa-apa saja di dunia ini. Meskipun dengan akal, manusia tidak bisa melampaui aku. Aku sedikit muak dengan kehidupan yang mereka ciptakan. Kini aku kirimkan pesan melalui ciptaan-ku yang lain. Aku membuat alam untuk berjalan tidak dalam koridornya. Ombak aku buat sampai di daratan, getaran aku buat sebagai alat penghancur, ciptaan-ciptaan manusia aku hancurkan. Akulah Tuhan yang berkuasa.

Akulah Tuhan. Manusia lupa kalu akulah yang berkuasa. Kubiarkan manusia beradu fisik dan mental dengan yang lain. Aku telah siapkan akhirat untuk mereka. Mereka tidak tahu, kapan kiamat akan kuberikan. Akulah Tuhan. Aku tahu kapan kiamat akan datang. Akulah Tuhan. Kiamat akan terjadi sebentar lagi. Akulah Tuhan. Aku akan mematikan semua kehidupan di alam semesta. Akulah Tuhan. Kiamat akan segera terjadi.


salam
yang mengenal dirinya, yang mengenal Tuhannya