Dia kembali?

Saturday 21 July 2012

apabila ada dua hal yang berbeda, maka
- salah satunya mungkin benar
- keduanya mungkin salah
- keduanya tidak mungkin benar (apakah benar?)

82,7 % isi dari berita media, cetak dan elektronik, menceritakan tentang hal-hal negasi. Setiap hari, bahkan tiap waktu, kita melihat dan mendengar tentang keburukan, kesalahan, kejelekan, dan hal yang bertendensi negatif lainnya mengenai seseorang maupun sesuatu. Korupsi, pelanggaran norma dan etika, kriminalitas, kesesatan, kejahatan, mungkin telah memenuhi isi kepala tiap warga Indonesia.
Siapakah yang salah? Publik figur atau media atau penikmat berita? Publik figur mungkin tidak bisa disalahkan. Ia juga seonggok daging yang sama seperti manusia lainnya. Dia bekerja, melakukan tindakan, berfikir, dan meninggalkan sesuatu seperti biasa adanya. Paradigma lain menganggap bahwa ia berbuat yang tidak biasa, berfikir yang tidak biasa, dan bekerja tidak biasa. Terkadang kita menilai lain karena kita berada di luarnya. Media juga tidak bisa kita salahkan, ia hanya sesosok pekerjaan yang ingin merekam kejadian dan peristiwa yang ada. Ia hanya mencatat deretan fakta dan mewujudkannya dalam bentuk yang lain. Penikmat berita jelas juga tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia hanya menerima susuatu yang disuguhkan di depannya. Ia terima atau ia tolak, haknya yang tidak bisa disalahkan.
Lalu siapa yang layak kita salahkan? Apakah penulis yang mencoba menyalahkan isi dari pengetahuan yang beredar di masyarakat? Apakah penulis yang memaksa untuk menyalahkan ketiga entitas itu? Apakah penulis yang.....
Kita ketahui bahwa cahaya adalah juga gelombang juga materi. Kita ketahui bahwa musuh kita adalah juga orang lain juga diri sendiri. Kita ketahui bahwa hari ini benar dan kemarin juga benar.

salam
media tidak merefleksikan fakta, tetapi merekonstruksi realita

akhirnya dia kembali

Friday 20 July 2012

Beberapa minggu yang lalu, saya membaca sebuah tulisan yang berisikan tentang penyangkalan dari sebuah keberadaan suatu eksistensi. Sebuah tulisan yang berisikan gugatan dari kebohongan keberadaan. Sebuah tulisan yang memiliki semangat emosional akan sebuah entitas pengetahuan. Sebuah tulisan dari sebuah semangat untuk memperbaiki perbuatan. Sebuah tulisan yang membuat saya memiliki hasrat untuk kembali menulis.
Bulan ini mengingatkan saya akan komunikasi pertama dan (saya tidak berharap) satu-satunya dengan dia. Komunikasi melalui media yang (mungkin) dibencinya. Media yang menjadi pusat dari tulisannya yang telah berlalu.
Akhirnya dia kembali. Dengan melewati berbagai pembicaraan dan perbedaan pendapat, dia tampil dengan satu eksistensi. Semoga dengan eksistensi baru tapi lama ini, dia menjadi semakian kuat, semakin dipercaya, dan semakin berdasar.

salam
dimanapun anda berada, ilmu tak pernah datang menghampiri, tapi ia hadir ketika kita mencari