berita, Awal cerita Akhir derita

Tuesday 23 March 2010

Kita sepakat bahwa rekreasi memiliki arti penyegaran kembali atau hiburan. Tetapi apakah salah apabila rekreasi kita artikan menciptakan kembali atau membuat ulang?

Kita juga sepakat reproduksi memiliki arti pengembangbiakan atau perbanyakan jasad hidup. Tetapi apakah salah apabila reproduksi kita artikan menghasilkan kembali atau membuat kembali?

Bahasa Indonesia merupakan ubahan dan gubahan bahasa dari berbagai kondisi geografis di muka bumi. Bahasa Indonesia merupakan saduran dan paduan dari berbagai jenis ujaran dari banyak jenis manusia yang menghidupi bumi. Dan bahasa Indonesia adalah bahasa tumpah darah (perjuangan), bahasa kebangsaan (kesatuan), dan bahasa persatuan (komunikasi). Bahasa Indonesia tidak hanya sekedar sekumpulan bahasa atau kumpulan ujaran atau bahasa pemersatu, melainkan memiliki semangat representasi dan interpretasi dari suatu gejala. Rekreasi? Kita bisa memaknainya membuat ulang, ?

Waktu, seiyanya menjadi satu makna dalam mengiringi perjalanan manusia dalam aktivitasnya. Atau jam 12 malam atau jam 00.00 atau jam 24.00 atau jam 12 dini hari, apakah kita memiliki satu bahasa dalam paradigma waktu? Setidaknya semua aktivitas dan kegiatan manusia dilakukan berdasarkan latar yang sama, yakni waktu. Atau jan 12 malam atau jam 00.00 atau jam 24.00 atau jam 12 dini hari seharusnya demikian juga dalam belahan bumi lain, tidak tergantung pada derajat bujur yang memisahkan sistem administrasi yang berjalan. Reproduksi? Kita bisa memaknainya membuat kembali, ?

Kita sepakat, bahasa tidak hanya sekedar lisan, bahasa tidak sekedar ujaran, bahasa tidak sekedar simbol, dan bahasa tidak sekedar tulisan. Bahkan kita juga mengamini bahwa daun yang rontok dari dahan juga termasuk bahasa. Orang tua yang sedang memarahi anaknya adalah bahasa, cara kita bertingkah laku termasuk bahasa, dan diam merupakan bahasa.

Rekreasi, atau membuat ulang niscaya kita lakukan dalam proses kehidupan yang lebih baik. Norma, sistem, hukum, teknologi, dan berbagai bidang kehidupan lain telah berevolusi dan [ber]revolusi untuk menjadi lebih baik. Kita harus senantiasa menyambung tongkat estafet dari generasi pendahulu yang telah menorehkan searah dalam membuat sistem yang baik. Akankah tongkat itu kita buang dan kita jerembabkan pada sikap kita yang tidak mau untuk membuat ulang?

Reproduksi, atau membuat kembali selalu berkaitan dengan arus perbudayaan yang sedang berjalan. Entah peradaban atau masih kebudayaan, peran reproduksi selalu kontingen dengan aksiologi. Tapi seiyanya kontingensi itu selalu mengarah dan menuju pada tataran yang lebih indah (bukan lebih baik apalagi lebih benar).

Kita hanya perlu melihat penanda dari sebuah petanda, hingga akhirnya tanda akan menampilkan dirinya sendiri. Tanda tidak akan berani keluar apabila kita masih memilahkan dengan tegas keberadaan penanda dan petanda. Rekreasi dan reproduksi merupakan relasi dari akar yang merepresentasikan pohon kemanusiaan yang utuh.


salam
kita harus senantiasa prokreasi dan rekreasi, karena perjalanan manusia adalah produksi dan reproduksi

0 comments:

Post a Comment